Pengikut

Kamis, 14 Januari 2010

Keracunan Bahan Insektisida


KERACUNAN BAHAN INSEKTISIDA

Ada 3 macam yaitu :
1. Insektisida Halogen
Antara lain : halobenzene dan derivatnya
- DDT : Dichlorodiphenyl Trichlorethane
- Endrin, Dieldrin
2. Cholinesterase inhibitor insektisida
Antara lain :
- Malathion
- Carbaryl, Carbamates (baygon)
3. Insektisida lain :
Antara lain :
- Barium
- Dinitrophenol (dinitro cresol)
- Nicotine
- Thallium

1. HALOBENZEN INSEKTISIDA
Suatu bahan kimia sintetis yang stabil sampai beberapa bulan setelah dipakai. Larut dalam lemak tak larut dalam air. DDT salah satu yang dijual di pasaran. Dosis yang dapat ditolerir : 0,05 p.p.m. Dosis fatal : 3 gr.
Gejala Klinik.
Keracunan biasa akut.
- Bila tertelan 5 gr atau lebih ½ jam kemudian akan muntah, lemah dan diare
- Tertelan lebih 20 gr maka kelopak mata berkedip-kedip, tremor otot dan kejang-kejang, klonik berat, nadi normal, pernafasan menjadi cepat lalu melambat.
Pemeriksaan laboratorium
Urine : dijumpai DDT
Darah : dijumpai DDT
Pengobatan :
- Muntahkan
- Diberi aktif charcoal diikuti lavage lambung dengan 2 s/d 4 liter air. Jangan diberi lemak atau minyak, lavage intestinal dengan 20% manitol (200 ml). Dengan menggunakan endoskopi.
- Kulit yang terkena dicuci dengan sabun dan air mengalir
- Pemberian oksigen dan pernafasan buatan bila nafas lambat
- Untuk kejang diberi diazepam 10 mg i.v. pelan-pelan
- Untuk tremor diberi Phenobarbital 100 mg.
- Jangan diberi stimulan seperti epinephrine karena dapat membuat ventrikel fibrilasi.

Prognosis
Bila kejang berat prognosis dubia. Bila ringan membaik 24 jam, tetapi bisa sampai 4 minggu.

DIELDRIN ENDRIN :

Bahan sintesis larut dalam lemak tak larut dalam air. Digunakan membunuh lalat, nyamuk dan serangga lain.
Dosis fatal di tikus : Dieldrin : 40 mg/kg
Endrin : 5 mg/kg

Gejala Klinik :
Pada keracunan akut :
- Tremor
- Ataxia
- Kejang-kejang
- Gagal nafas
- Gagal ginjal : anuria

Laboratorium :
- Terdapat proteinuria, hematuria
- Gangguan fungsi liver
Pengobatan : sama dengan keracunan DDT
Prognosis : dubia

2. CHOLINESTERASE INHIBITOR INSEKTISIDA
Malathion, Carbaryl, baygon
Terdiri dari 2 unsur kimia yaitu Organophosfat dan Carbamat
Dosis fatal : 120 mg
Organofosfat mengaktivasi enzym acetyl cholin esterase. Carbamat sama dengan cholin esterase.
Gejala klinis :
Pada keracunan akut setelah masuk ke badan 30 s/d 60 menit.
- Ringan : Anorexia
Sakit kepala
Lemas
Tremor lidah, kelopak mata
Miosis
- Sedang : Mual
Muntah
Air liur banyak
Berkeringat
Nadi lambat
Perut kram
- Berat : Cianosis, kejang, coma
Pupil : pin point
Diare.
Kesulitan bernafas
Edema pulmonum
Jantung berhenti/Block
Pemeriksaan Laboratorium
- Kadar cholinesterase di plasma dan sel darah merah turun 30 s/d 50%
- Didapat bahan racun di urine

Pengobatan
Pada keracunan akut
- Airway harus lancar
- Pernafasan buatan dan oksigen, keadaan berat dengan respirator
- Cuci bagian yang terkena racun dengan air dan sabun
- Muntahkan dan lavage
- Antidotum :
1) Atropin sulfat 2 mg (8 ampul) ulang tiap 10 menit sampai atropinisasi yaitu
Muka merah
Mulut kering
Pupil dilatasi
Nadi cepat
Total atropin 12 mg dalam 2 jam pertama
2) Cholinesterase reaktivator, yaitu : Pralidoxime 1 gr i.v pelan-pelan diulang 30 menit sampai nafas membaik.
- Sekret disaluran nafas dikeluarkan dengan suction atau Bronchial toilet. Dapat diberi aminophyllin.
- Kejang diberi diazepam.

Prognosis :
Bila pengobatan baik, 4 s/d 6 jam dapat tertolong.






KERACUNAN PEPTISIDA LAIN
a.l. : Barium, Nicotine, Thalium

1. BARIUM
Garam barium carbonat, hidrochloride digunakan sebagai insektisida. Dapat juga cairan Barium digunakan untuk kontras pada pemeriksaan Radiologi, seperti : OMD, Colom in loop. Dosis fatal 1 gr.

Gambaran Klinik :
- Muntah, diare, sakit perut
- Tremor, lemas
- Sulit bernafas
- Arithmia jantung
- Kejang
- Meninggal karena gagal jantung atau gagal nafas

Pemeriksaan lain :
- EKG terlihat gambaran VES, SVES
- Jumlah eritrosit meningkat
- Hipokalemi
- Asidosis respirator

Pengobatan :
Pada keracunan akut
- Beri oksigen
- Pernafasan buatan
- Antidotum : Beri 10 cc sodium sulfate i.v. pelan-pelan. Diulangi tiap 15 menit sampai gejala hilang.
- Pasang NGT : Beri juga 30 gr sodium sulfat dalam 250 cc air dan ulang 1 jam kemudian.
- Infus NaCl 0,9% dengan kecepatan 1 liter tiap 4 jam. Beri Furesemid 10 s/d 40 mg i.v. tiap 4 s/d 6 jam. Monitor jumlah urine.
- Bila hipokalemi diberi Kalium oral atau infus 1 s/d 2 Meq/kgBB selama 8 jam
- Bila sakit perut hebat diberikan morphine 5 s/d 10 Meq s.c.

Prognosis :
Baik bila pemberian Mg sulfat atau sodium sulfat tak terlambat. Pulih dalam 24 jam

2. NICOTINE
Didapat dari extrak tembako. Dosis fatal : 40 mg (1 tetes). Batas maksimal diperolehkan 0,5 mg/m3.

Gambaran Klinik :
Pada keracunan akut, asam tembakau, debu tembakau atau insektisida spray.
Dosis kecil (kontaminasi kulit, inhalasi)
- Stimulasi pernafasan
- Mual, muntah, diare
- Kepala sakit
- Takikardi
- Hipertensi
- Banyak keringat dan liur banyak (hypersalivosit
Dosis besar (tertelan cairan insektisida nicotine)
- Semua gejala diatas
- Rasa terbakar di tenggorokkan, mulut danlambung
- Kejang
- Pernafasan melambat
- Aritmia jantung
- Coma
- Meninggal antara 5 menit s/d 4 jam


Pengobatan :
- Cuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang terkena
- Muntahkan/buat muntah
- Diberi activated charcoal
- Gastric lavage
- Pernafasan buatan, oksigen
- Antidotum :
 Diberikan sulfat atropin maksimal dosis sampai atropinisasi
 Phentolamine 1 s/d 5 mg i.m. atau i.v. Monitor tekanan darah.

Prognosis :
Bila dapat bertahan lebih dari 4 jam biasanya dapat pulih.

3. THALIUM
Thallium untuk membunuh semut sebagai peptisida. Dosis fatal 1 gr. Dosis maximal diperbolehkan pada insektisida 0,1 mg/m3.

Gambaran Klinik :
Pada keracunan akut karena tertelan atau diabsorbsi kulit :
- Sakit hebat pada kedua kaki dan tangan
- Ptosis
- Ataxia
- Rambut rontok s/d botak
- Panas
- Pilek dan bersin
- Conjunctivitas
- Mual, muntah, perut sakit
- Tremor
- Sianosis
- Kejang
- Edema paru, Bronchopneumoni
- Gagal ginjal dengan anuria
Pada keracunan menahun, kecuali botak, amenorrhoe dan aspermia.

Pemeriksaan laboratorium :
Pada urine didapat proteinuria, dan sel darah merah. Pada darah didapat peningkatan leukosit, eosinophil dan lymphosit.

Pengobatan :
1. Diberi actived charcoal setelah dibuat muntah dan gastric lavage
- Diberi laxan antara lain 30 ml Castor oil, dilakukan clysma tinggi, ulangi tiap 12 jam.
- Cuci dengan sabun dan air mengalir bagian kulit yang terkena.

2. Antidotum :
- Potasium chloride 5-25 gr/hari diminum
- Potassium ferric hexa cyanoferrate atau Prussian blue diberikan dengan endoskopi sampai duodenum 10 gr 2 kali sehari.

3. Dapat juga dengan sodium Thio sulfate larutan 10% dosis 10 cc i.v., infus glucose 5% dan NaCl 0,9% maintenance cairan di badan, makanan yang cukup.
Monitor urine harus lebih 1000 cc.

Prognosis :
Bila belum terjadi kerusakan otak dapat dalam waktu 2 bulan atau lebih sembuh kembali.






DAFTAR BACAAN

1. Dreisbach H. Robert : Handbook of Poisoning, Tenth Edition. Maruzen Asian Edition.

2. Sukmana Nanang : Intoksikasi Narkotika (Opiat), Majalah Kedokteran Indonesia Edisi Khusus, KPPIK FKUI, 2005, 317 – 321. Volume 55, No. 3, Maret 2005.

3. Sukmana Nanang : Keracunan Narkotik Akut, Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Informasi dan Penerbitan IPD-FKUI, 2000, 41-49.

4. Hawari Dadang : Al Quran; Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Primayasa, 1996, 131-193.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger