Pengikut
Minggu, 15 Mei 2011
Materi Resusitasi Jantung Paru
RANGKUMAN
makna resusitasi secara umum yaitu serangakaian tindakan dalam usaha memberikan pertolongan penyelamatan pada korban yang mengalami henti napas / jantung secara mendadak, tanpa membuang waktu agar korban tidak mati.
beda RJP dan RJPO :
Makna resusitasi yaitu upaya untuk pemulihan fungsi organ / sistem dari kegagalan akut untuk mencagah kematian.
Contoh resusitasi : resusitasi jantung, paru, otak, metabolisme, cairan.
RJP dimulai :
Apabila sudah terjadi gagal fungsi jantung tetapi tidak sampai terjadi cardiac arrest.
Apabila terjadi gagal napas akut atau hipoventilasi, hipoksia dan hiperkarbia.
RJP dihentikan bila :
Timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif
Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang bertanggung jawab meneruskan resusitasi
Dokter telah mengambil alih tanggung jawab
Pasien dinyatakan meninggal
Pasien berada dalam stadium terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan / dipastikan fungsi serebral tidak akan pulih
Cardiac arrest adalah ketidaksanggupan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan O2 ke otak dan ke organ vital lainnya secara mendadak.
Gambaran EKG pada cardiac arrest : asistol, fibrilasi ventrikel, disosiasi elektromekanik (gambaran bizzare)
Cara-cara airway control (penguasaan jalan napas) :
Airway control dilakukan untuk membuka + menjaga jalan napas tetap bebas + waspada terhadap keadaan klinis yang potensial menyumbat jalan napas, dapat dilakukan dengan atau tanpa alat. (Buram dkt2 blakang)
cara-cara breathing support :
dengan alat : alat ke mulut (dg ambubag), dari mulut ke alat (pipa S, pipa ET), dari alat ke alat (ambubag/ ventilator ke ET)
tanpa alat :
1. mulut ke mulut
dengan mempertahankan pembukaan jalan napas, penolong menutup hidung korban dengan ibu jari dan jari telunjukdari tangan yang berada pada kepala bagian depan
penolong menarik napas dalam dan menutup rapat mulut korban dengan bibirnya kemudian memberikan dua napas penuh (1,5-2 detik tiap napas) dengan volume yang cukup untuk menaikkan dada (400-500 cc)
2. mulut ke hidung
Dengan mempertahankan jalan napas, penolong menarik napas dalam kemudian menutup hidung korban dengan bibir dan menghembuskan udara ke dalam hidung.
Mulut penolong diangkat dan korban dibiarkan ekshalasi secara pasif.
3. mulut ke stoma
dilakukan pada pasien yang mengalami laringostomi atau trakeostomi.
Mulut dan hidung pasien ditutup dengan tangan atau sungkup yang ketat.
Mulut penolong menutup stoma dan udara dihembuskan sehingga dada mengembang
Mulut kemudian diangkat dan korban dibiarkan ekshalasi secara pasif
obat-obat RJP (RJPO) :
kelompok obat primer, yaitu obat-obat untuk resusitasi jantung paru : ephineprin (adrenalin), lidokain, sulfas atropin.
Kelompok obat sekunder, yaitu obat untuk perbaikan sirkulasi :
Adrenergik : isoprenalin, dopamin, dobutamin
Anti aritmia : bretylium tosylat, verapamil, flecainide, propanolol
Untuk metabolik asidosis : sodium bicarbonat
Lain-lain : calcium ion, nitroglycerine, furosemide.
Cara-cara circulating support yaitu dengan memberikan sirkulasi buatan dan kompresi jantung :
Didahului dengan 2x bantuan napas awal diikuti dengan PJL, dimana :
a. 1 penolong : 15 kali PJL, 2x inflasi, frekuensi 80x/mnt
b. 2 penolong : 5 kali PJL, 1x inflasi, frekuensi 60x/mnt
Caranya : penolong berlutut disamping korban, tentukan titik tekan, letakkan tangan yang saling bertaut, sendi siku lurus, tekan sternum sedalam 4-5 cm
Komplikasi RJP :
Fraktur servikal atau tulang belakang - hemothorac
Distensi lambung - kontusio paru
Fraktur iga/sternum - pneumothorac - laserasi hati & limpa
ALS (advanced life suport) adalah bantuan hidup lanjut yang bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan stabilisasi sistem kardiovaskuler yang terdiri dari pemberian obat-obatan dan cairan. Dilakukan pemasangan infus pada 2 tempat secara bersamaan dengan mulainya RJP. Bila memungkinkan dilakukan pemasangan kateter untuk memonitor central venous pressure. Terdiri dari DEF
BLS yaitu bantuan hidup dasar yang bertujuan untuk mempertahankan pernapasan dan sirkulasi secara adekuat sehingga kondisi yang menyebabkan henti napas & henti jantung dapat diatasi, terdiri dari ABC
Gauging adalah memonitor dan mengevaluasi RJP, pemeriksaan dan penentuan penyebab dasar serta penilaian dapat tidaknya pasien diselamatkan dan apakah usaha pertolongan perlu dilanjutkan
Prolonged life support adalah pengelolaan intensive pasca resusitasi, harus dilakukan pertolongan sampai pasien sadar kembali atau pertolongan dihentikan setelah dapat dipastikan adanya kematian serebral atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Defibrilasi adalah tindakan untuk menghentikan VF atau VT tanpa denyut agar irama jantung segera kembali ke irama sinus.
Caranya pertama diberikan 3 joule/kgBB, dosis ulangan tertinggi 5 joule/kgBB dengna maksimal 400 joule.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar