Pengikut

Jumat, 29 Oktober 2010

Pemeriksaan Mata Sederhana

TOPIK : PEMERIKSAAN MATA

I. ANAMNESIS

1. Menanyakan IDENTITAS PASIEN : nama, umur, pekerjaan, alamat

2. Menanyakan KELUHAN UTAMA :
- Menentukan salah satu di antara penggolongan kelainan mata :
Mata merah visus normal
Mata merah visus turun
Mata tenang visus turun mendadak
Mata tenang visus turun perlahan
Trauma/kelainan mata lainnya

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG, termasuk :
- Mengarahkan anamnesis lanjutan untuk menyingkirkan penyakit lain pada keluhan utama
- Mencari hubungan keluhan utama dengan penyakit lain
- Penyakit herediter
 Gangguan tajam penglihatan :
- Adakah penurunan visus, sejak kapan, progresivitas, mendadak/perlahan
- Melihat seperti apa ? Apakah seperti berkabut/berasap, silau saat melihat cahaya
- Buram apakah saat melihat jauh/dekat
- Apakah lebih jelas saat melihat di tempat terang atau agak gelap
- Bagaimanakah adaptasi dari tempat terang ke gelap
- Apakah sering tersandung/menabrak-nabrak
- Apakah melihat seperti halo (lingkaran pelangi) di sekitar sumber cahaya
- Apakah disertai nyeri
- Adakah rasa pegal setelah membaca dekat
- Apakah melihat dobel pada saat kedua mata dibuka kemudian hilang jika salah satu mata ditutup
- Apakah melihat dobel pada satu mata
- Apakah melihat seperti bintik yang berterbangan
- Apakah melihat seperti tertutup tirai & tampak kilatan cahaya
 Sakit pada mata
- Sejak kapan, progresivitas
- Apakah berulang
- Derajat ringan atau berat
- Menjalar kemana
- Seperti pedes/kelilipan ?
- Sakit pada waktu menggerakkan mata

 Mata merah
- Sejak kapan, apakah setempat atau menyeluruh
- Progresivitas
- Apakah disertai penurunan penglihatan
- Apakah disertai mata berair
- Apakah ada sekret (tentukan jenisnya serous/mukopurulen/mukoid/purulen)
- Kelopak bengkak/benjolan di kelopak
- Apakah ada yang sakit mata merah di sekitarnya

4. Menanyakan riwayat sakit mata sebelumnya :
- Penggunaan kaca mata & lensa kontak
- Penggunaan obat-obatan mata
- Riwayat operasi mata
- Riwayat trauma mata
- Riwayat gangguan mata pada masa anak-anak

5. Riwayat penyakit sistemik seperti DM, hipertensi, tiroid, TB, luka pada mukosa

6. Riwayat penggunaan obat sistemik misalnya steroid, kina, etambutol

7. Riwayat minum-minuman keras

8. Riwayat alergi : onset, pencetus

9. Riwayat penyakit mata dalam keluarga


II. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

a. Pemeriksaan tajam penglihatan jauh tanpa koreksi

 Mata diperiksa satu persatu dengan menutup mata yang tidak diperiksa. Pertama kali diperiksa adalah mata kanan dengan melihat huruf, angka, atau gambar pada kartu Snellen jarak 6 meter atau 20 feet dari pasien. Baris huruf terkecil yang dapat dibaca lebih dari separuhnya adalah tajam penglihatan tanpa koreksi.
Bila huruf yang terbaca tersebut :
Terdapat pada baris dengan tanda 30, dikatakan tajam penglihatan mata kanan (acies visus oculus dextra/AVOD) adalah 6/30 atau 20/100 atau 0.2
Tajam penglihatan dikatakan normal bila 6/6 atau 20/20 atau 1.0
Apabila tidak dapat melihat huruf terbesar yang ada di kartu Snellen maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Pasien diminta menghitung jari pemeriksa mulai dari jarak 1 meter, 2 m, 3 m, sampai maksimal 6 m. Pemeriksaan dilakukan sampai jarak terjauh pasien dapat menyebutkan jumlah jari dengan benar. Jika pasien dapat menyebutkan jumlah jari pemeriksa dengan benar sampai jarak 1 m, maka tajam penglihatan dinyatakan 1/60
Apabila pasien tidak dapat melihat jari pemeriksa dari jarak 1 m, dilakukan gerakan lambaian tangan pada jarak 1 m dari siswa. Jika dapat melihat lambaian tangan maka tajam penglihatan dinyatakan 1/300
Apabila pasien tidak dapat melihat lambaian tangan, mata pasien disinari senter dari sisi atas, bawah, kiri, dan kanan di tempat yang gelap. Jika dapat menentukan arah sinar dengan benar maka dinyatakan 1/ ~ atau light projection/LP proyeksi baik, jika dapat melihat tetapi tidak dapat menentukan arah sinar dengan benar dinyatakan 1/ ~ proyeksi salah.
Jika tidak dapat melihat sinar, maka dinyatakan nol atau no light perception (NLP).


b. Pemeriksaan Pinhole

Pada mata yang telah dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan dipasang lempeng pinhole. Melalui lubang kecil yang terdapat di tengahnya pasien membaca baris huruf yang paling bawah pada kartu Snellen yang masih terlihat. Bila tajam penglihatan membaik berarti terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi dengan baik tetapi bila tidak membaik maka terdapat kelainan organik berupa kekeruhan media penglihatan atau kelainan retina/saraf optik.

c. Pemeriksaan refraksi subyektif

 Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tajam penglihatan dengan koreksi. Caranya adalah setelah dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan tanpa koreksi ditambahkan mula-mula lensa sferis positif untuk menghilangkan akomodasi. Bila akibat penambahan ini terjadi :
Penglihatan bertambah jelas, maka mungkin terdapat hipermetropia. Kekuatan lensa sferis + ditambah perlahan-lahan hingga tajam penglihatan bertambah baik hingga mencapai maksimal. Lensa S + ini ditambah lagi sampai pada suatu saat pasien penglihatannya berkurang. Pada hipermetropia diberikan lensa positif terkuat yang masih memberikan visus 6/6
Bila bertambah buram, maka mungkin menderita miopia. Pada mata tsb ditambahkan lensa – yang makin ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga maksimal. Pada miopia diberikan lensa negatif terkecil yang memberikan tajam penglihatan 6/6
Bila setelah pemeriksaan di atas tetap tidak tercapai visus maksimal mungkin pasien mempunyai astigmat. Cara pemeriksaan dapat dengan metode pengaburan (fogging technique).

 Fogging technique

Setelah pasien dikoreksi untuk hipermetropia atau miopia yang ada, maka tajam penglihatannya dikaburkan dengan lensa positif sehingga visusnya berkurang 2 baris Snellen, misalnya dengan menambah lensa sferis +3.00. Pasien melihat kipas astigmat, ditanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Jika belum terlihat garis yang paling tegas, kekuatan lensa sferis + bisa dikurangi hingga melihat terdapat garis yang lebih tegas. Bila garis kipas yang paling tegas misalnya pada 900, maka tegak lurusnya ditaruh lensa silinder negatif dengan aksis 1800. Perlahan-lahan kekuatan lensa silinder dinaikkan sampai garis kipas vertikal sama tegas atau kabur dengan yang horizontal. Kemudian pasien kembali melihat Snellen dengan perlahan-lahan ditaruh lensa negatif sampai melihat jelas atau dengan melepas lensa fogging yang tadi dipasang.

d. Tajam penglihatan dekat

 Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada pasien berusia lebih dari 40 tahun. Pasien memegang kartu baca dekat atau Jaeger dalam jarak baca pasien. Mula-mula diberikan lensa sferis + sesuai usia misalnya umur 50 tahun diberikan S +2.00 hingga dapat membaca huruf pada Jaeger 1. Periksa mata satu persatu kemudian dengan kedua mata. Biasanya jarak baca antara 30-40 cm. Pada waktu melakukan pemeriksaan ini digunakan ukuran koreksi tajam penglihatan jauh pada pasien yang mempunyai kelainan refraksi jauh. Pemberian ukuran kacamata baca atau adisi untuk membaca dekat biasanya :
+ 1.00 D untuk usia 40 tahun
+ 1.50 D untuk usia 45 tahun
+ 2.00 D untuk usia 50 tahun
+ 2.50 D untuk usia 55 tahun
+ 3.00 D untuk usia 60 tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger