Pengikut

Rabu, 28 Juli 2010

Bed Occupancy Rate (BOR)





BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk tercapainya kehidupan yang sehat bagi tiap penduduk agar dapat tercapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari pembangunan nasional. Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan perlu adanya unsur penyedia pelayanan kesehatan, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah Sakit adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi tujuan pembangunan kesehatan dan saat ini rumah sakit menghadapi berbagai tantangan untuk dapat melaksanakan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan. RSUD Kelet merupakan lembaga yang dipimpin oleh seorang direktur yang secara teknis medis juga operasional bertanggung jawab kepada provinsi.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut rumah sakit menerapkan pelayanan yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu suatu usaha yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara pengelolaan yang bersifat profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
RSUD Kelet merupakan lembaga yang dipimpin oleh seorang kepala yang secara
teknis medis juga operasional bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan provinsi yang kemudian diberikan kepada Departemen Kesehatan.
Guna mencapai tujuan RSUD Kelet diperlukan evaluasi dari kegiatan–kegiatan yang sudah terlaksana. Evaluasi tersebut meliputi penilaian tingkat keberhasilan atau gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit. Kegiatan evaluasi ini memerlukan suatu indikator penilaian pelayanan rumah sakit yang meliputi tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan, dan tingkat efisiensi pelayanan. Kegiatan evaluasi tentu tidak lepas hubungannya dengan fungsi administratif rumah sakit yang dalam hal ini diperankan oleh sub bagian Rekam Medik (RM). Data atau informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sangat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan di berbagai tingkat administrasi.
Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) sebagai salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Menurut Barber Johnson nilai ideal BOR adalah 75-85% sedangkan DinKes menentukan nilai ideal sebesar 60-85%. Untuk perhitungan BOR ini maka data-data yang lengkap dan akurat sangat dibutuhkan.
Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka pada kesempatan ini kami akan memaparkan evaluasi pelayanan medis RSUD Kelet melalui hasil perhitungan BOR tahun 2009.

Tujuan
Mengetahui perhitungan BOR di RSUD Kelet Kabupaten Jepara 2009
Mengetahui tingkat keberhasilan dari sisi perhitungan BOR RSUD Kelet Kabupaten Jepara 2009

Ruang Lingkup
Waktu : Selasa, tanggal 13 Juli 2010
Lokasi : RSUD Kelet Kabupaten Jepara.
Materi : Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan BOR
RSUD Kelet Kabupaten Jepara 2009
D. BATASAN
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
Persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85% (Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% - 85%.
RSUD Kelet
Lembaga milik Pemerintah Kabupaten Jepara yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan melalui upaya kegiatan peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta melaksanakan upaya rujukan.

Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan selama satu hari yaitu pada tanggal 13 Juli 2009, di RSUD Kelet Kabupaten Jepara. Data primer tersebut diperoleh dari wawancara dengan Kepala Sub Bagian Pelayanan Medis RSUD Kelet Kabupaten Jepara serta beberapa staf yang terkait. Sedangkan data sekunder didapatkan dari Data Statistik Ruangan RSUD Kelet Kabupaten Jepara tahun 2009. Setelah diperoleh data, kemudian dilakukan perhitungan, pembahasan hasil, dan pengambilan kesimpulan berdasarkan tujuan yang tersebut di atas.






















BAB II
HASIL KUNJUNGAN KERJA EVALUASI PELAYANAN MEDIS
MELALUI INDIKATOR BED OCCUPANCY RATE (BOR)
DI RSUD KELET KABUPATEN JEPARA
PERIODE JANUARI – DESEMBER 2009

Gambaran Umum
Pelayanan Rawat Inap
Bangsal Penyakit Dalam : kapasitas 24 tempat tidur
Bangsal Bedah : kapasitas 10 tempat tidur
Bangsal Obstetri : kapasitas 9 tempat tidur
Bangsal Kesehatan Anak : kapasitas 17 tempat tidur
Jumlah tempat tidur di rawat inap keseluruhan di RSUD Kelet tahun 2009 adalah 60 tempat
tidur (TT).

Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Penghitungan BOR RSUD Kelet
Dalam perhitungan statistik, RSUD Kelet menggunakan kriteria Departemen Kesehatan (Depkes RI). Menurut Depkes, BOR dikatakan efisien apabila berkisar antara 60-85%, dengan perhitungan sebagai berikut,

BOR= (jumlah hari perawatan)/(jumlah TT ×hari perhitungan)×100%

Jumlah hari perawatan didapat dari penjumlahan hari rawat tiap ruang dapat selama satu bulan maupun satu tahun.

Dari hasil pengumpulan data di RSUD Kelet Kabupaten Jepara yang diperoleh pada tanggal 13 Juli 2010 didapat data sebagai berikut (per periode Januari-Desember 2009) :
Dari wawancara dengan bagian Rekam Medik RSUD Kelet Kabupaten Jepara pada tanggal 13 Juli 2010, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Sensus Bulanan Rawat Inap Umum RS Kelet Tahun 2009
No Bulan Hari Perawatan BOR (Bed Occupancy Rate) Tempat Tidur

1 Januari 1,354 72.80 60
2 Februari 1,472 87.62 60
3 Maret 1,372 73.76 60
4 April 1,197 66.50 60
5 Mei 1,186 65.89 60
6 Juni 1,121 62.28 60
7 Juli 1,106 59.46 60
8 Agustus 1,499 80.59 60
9 September 905 50.28 60
10 Oktober 1,295 69.62 60
11 November 1,158 64.33 60
12 Desember 1,324 71.18 60
Jumlah 14,989 68.44 60
Sumber:Data Rekam medik RSUD Kelet Tahun 2009
Rumus Bed Occupancy Rate (BOR) :
BOR= (jumlah hari perawatan)/(jumlah TT ×hari perhitungan)×100%
Sehingga dapat dihitung :
BOR = 14.989 x 100%
60x365
= 68,44%

Hasil BOR diatas menunjukkan bahwa pelayanan RSUD Kelet, Jepara masih efisien ( acuan Depkes : 60 – 85% ). Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial akan meningkat dan juga akan mengurangi cadangan tempat tidur bila terjadi KLB.

Tabel 2. Tingkat rata-rata penggunaan tempat tidur di RSUD Kelet tahun 2007-2009

Tahun Jumlah tempat tidur BOR ( % )
2007 40 68,02
2008 60 55,45
2009 60 68,44
Sumber:Data Rekam medik RSUD Kelet Tahun 2009

Grafik 1. Perbandingan BOR Tahun 2007 - 2009 RSUD Kelet



Grafik 2. BOR (Bed Occupancy Rate) RSUD Kelet periode Januari- Desember 2009















BAB III
PEMBAHASAN

Di RSUD Kelet terdapat 4 Bangsal rawat inap yang bisa dihitung BOR per bulannya karena diketahui jumlah hari rawat dalam 1 bulan dan jumlah tempat tidur yang siap pakai. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. BOR merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada.
Pada umumnya BOR diambil dalam kurun waktu satu tahun sebagai target dari standar nilai depkes hal itu dikarenakan untuk mengantisipasi ketidakseimbangan faktor lingkungan yang berbeda setiap bulannya yang mempengaruhi banyaknya jumlah pasien yang dirawat per bulan, salah satu contoh faktor lingkungan seperti perubahan cuaca atau musim.
Suatu pengelolaan rumah sakit dikatakan efektif jika rumah sakit mendapat keuntungan atau benefit sebesar-besarnya yang dapat juga diartikan semakin tinggi persentase BOR semakin tinggi juga keuntungan suatu rumah sakit. Tetapi nilai BOR mempunyai standar nilai yang dapat mengatakan efisiensi pengelolaan rumah sakit sudah efisien yaitu jika pengelolaan rumah sakit menggunakan sumber daya sekecil-kecilnya yaitu yang dimaksud dengan sumber daya disini dapat berupa jumlah tempat tidur maupun jumlah tenaga medis. Jadi suatu rumah sakit yang efektif belum berarti rumah sakit tersebut sudah dikelola efisien, dan begitu juga sebaliknya. Dan berarti yang dimaksud suatu rumah sakit sudah dikelola secara efektif dan efisien jika dengan sumber daya yang ada dipakai sekecil-kecilnya tetapi mendapat juga keuntungan yang besar.
Persentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari departemen kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% maka hal itu akan mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan untuk kejadian luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan mampu menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB) tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidak adaan nya waktu untuk pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan infeksi nosokomial.



























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan statistik dengan mengacu pada kriteria depkes (60-85%) di dapatkan hasil BOR tahun 2009 RSUD kelet adalah sebesar 68,44%. Dengan demikian berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa RSUD Kelet termasuk kedalam Rumah sakit yang efisien.

B. SARAN
1. Perapihan sistem pencatatan data sensus harian di setiap ruangan, termasuk jumlah tempat tidur tambahan.
2. Sosialisasi tata cara pencatatan dan pelaporan data sensus harian yang benar.
3. Pada penelitian selanjutnya perlu dihitung juga indikator-indikator lain untuk menilai efisiensi pelayanan rumah sakit
4. Hasil yang telah dicapai pada periode Januari-Desember 2009 hendaknya dapat menjadi pertimbangan dalam memberikan pelayanan di tahun mendatang agar pemanfaatan RSUD Kelet Kabupaten Jepara Tahun 2009 dapat meningkatkan standar pelayanannya.

7 komentar:

  1. mengapa tidak dicantumkan referensinya?

    BalasHapus
  2. apa lagi ya...
    permasalahan rekam medis di rumah sakit kelet yang bisa di angkat menjadi judul penelitian?
    terimakasih...

    BalasHapus
  3. apa lagi ya..
    permasalahan rekam medis di rumah sakit kelet yang bisa di angkat jadi judul penelitian?
    terimakasih...

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas informasinya...
    Kunjungi juga http://thelibraryofdiseases.blogspot.com/

    BalasHapus
  5. mau nanya dong.. ada gak sumber yg menyatakan apabila nilai BOR tinggi itu akan menyebabkan faktor faktor apa saja.. atau dampaknya lah..ada gak..bantulah soalnya mau KTi..

    BalasHapus
  6. Terimakasih, Pembahasannya Begitu Jelas, (y)

    BalasHapus

Powered By Blogger