Pengikut

Minggu, 21 November 2010

Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DK-AK)



Dermatitis kontak merupakan gangguan pada kulit yang paling sering terjadi, 90% dari semua kasus gangguan kulit diakibatkan oleh pajanan pekerjaan. Dermatitis kontak ini dibagi menjadi dermatitis kontak iritan, yang terjadi pada 80% kasus, dan dermatitis kontak alergi. dalam semua kasus gangguan kulit, kedua jenis dermatitis ini akan terlihat sebagai lesi peradangan kulit yaitu eritema dan edema setelah terjadi pajanan bahan kontaktan dari luar, diharapkan membaca terlebih dahulu Material Safety Data Sheet (MSDS) yang tersedia, bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit, dan melakukan uji tempel untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan sensitisasi alergi. artikel review ini membicarakan patogenesis dan manifestasi klinis dermatitis kontak kerja dan memberikan pedoman diagnostik dan pendekatan rasional untuk pengelolaan kasus-kasus ini sering menyebalkan.

Menggunakan alat pelindung diri. secara umum, salah satu cara yang efektif untuk menghindarkan pekerja dari kontak langsung dengan bahan kimia. Berbagai pekerjaan sangat beragam, dan pekerjaan ini banyak menyebabkan kerusakan epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan kulit bagian luar, dengan terjadinya kerusakan epidermis ini selanjutnya akan menyebabkan gangguan kulit.

Paparan bahan-bahan iritan di tempat kerja adalah salah satu penyebab berbagai masalah gangguan kulit yang terjadi dalam pekerja, seperti diringkas dalam tabel 1. Dermatitis kontak merupakan gangguan pada kulit yang paling sering terjadi, 90% dari semua kasus gangguan kulit itu diakibatkan oleh pekerjaan. prevalensi dermatitis kontak yang diakibatkan oleh pekerja tidak diketahui pasti, dikarenakan banyak pekerja yang tidak melaporkan penyakit kulitnya jika keluhannya ringan. mereka akan berobat jika penyakit kulitnya dalam kondisi yang lebih berat, dan kadang-kadang salah dalam penatalaksanaan yang dilakukan oleh dokter umum, dan pada akhirnya mereka akan berobat ke dokter spesialis kulit. Karena dokter spesialis kulit tahu bagaimana mengenali, menyelidiki, dan penatalaksanaannya yang benar. Aricle review ini membicarakan jenis, etiologi, dan presentasi klinis dermatitis kontak kerja dan menyediakan pembaca dengan pendekatan rasional untuk masalah ini sering menimbulkan kebingungan.

Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan (ICD) adalah jenis yang paling umum pada kelainan kulit yang diakibatkan pekerjaan, sekitar 80% dari semua kasus pekerjaan sehari-hari merupakan penyebabnya (tabel 2). hal ini disebabkan kontak langsung sitotoksik dengan sel-sel epidermis dan dermis. perubahan kulit tampak dari akibat kerusakan pertahanan epidermis, kerusakan seluler, kehilangan air transepidermal, dan terjadi peradangan sekunder yang melepaskan mediator inflamasi seperti peptida vasoaktif dan sitokin.

Bahan yang menyebabkan iritasi sebagian besar adalah bahan kimia, dalam bentuk padat, cair, atau gas, ada juga yang termasuk mineral atau partikel tumbuhan yang mengelupas atau tertanam di kulit.Dalam beberapa menit kontak langsung dengan zat kimia yang korosif dapat merusak kulit sehingga kulit tampak seperti terbakar. Bahan-bahan iritasi adalah zat lemah seperti deterjen atau larutan yang menpunyai efek berbahaya bagi pekerja (Tabel 3). ambang batas untuk iritasi bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan satu orang mungkin mengalami, selama periode waktu, pengerasan atau kehilangan toleransi. Namun, dengan paparan yang cukup dan konsentrasi yang cukup tinggi, semua orang rentan terhadap dermatitis kontak iritan. meskipun keluhan kelainan kulit adalah gatal,namun gejala utama dermatitis kontak iritan adalah rasa sakit atau sensasi terbakar, dan sekarang ini dermatitis subakut untuk penamaan dermatitis kronis.

Dermatitis Kontak Alergi
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi (ACD) adalah mengikiuti respons imun yang diperantarai oleh sel. Sekitar 20% kasus dermatitis kontak alergi adalah penyebab dermatitis kontak kerja. itu terjadi pada sebagian kecil individu dan disebabkan oleh agen kimia atau biologis yang sebaliknya tidak berbahaya untuk sebagian besar orang. urutan peristiwa yang menimbulkan dermatitis terlihat adalah proses biphasic.
fase sensitisasi
Kebanyakan alergen berbentuk lipofilik dan berukuran sangat kecil (<500 D) molekul ini mampu menembus stratum korneum dan mencapai penyajian antigen sel (APC) pada epidermis (sel langerhans) atau dermis (sel dendritik dermis). bahan kimia ini antigen tidak lengkap, atau haptens, yang harus ditangkap oleh APC, diinternalisasikan, terikat dengan protein kompleks histocompatability utama, dan reexpressed pada permukaan sel untuk menjadi antigen lengkap. APC bermigrasi ke kelenjar getah bening lokal, di mana mereka saat alergen yang baru dibentuk menjadi sel T naif. limfosit ini kemudian mengalami proliferasi klonal dan diferensiasi ke efektor CD4 dan CD8, penekan, dan sel-sel memori yang dibebaskan dalam aliran darah dan keseluruh kulit tubuh. proses ini berlangsung selama 10 sampai 15 hari dan pada fase ini jarang menimbulkan lesi kulit.

Mengenal Efloresensi Kulit



Efloresensi versi dr.Ketut,SpKK.
Primer (asli)
1. makula (perubahan warna kulit batas tegas/tidak.misalnya warna kulit putih dengan merah sebatas kulit ukuran < 1 cm, patch > macula.
2. Eritema = merah pada kulit akibat vasodilatasi
3. Vesikel = gelumbung berisi cairan (nanah,darah), ukuran < 1cm. bula > vesikel
5. Papul = penonjolan pada permukaan kulit bias padat/tidak, plak > papul.
6. Nodul = tonjolan pada kulit normal, sirkumskrip, batas tegas. Massa padat didermis/subdermis sehingga mendorong epidermis. nodul > nodulus
7. Pustul = berisi nanah.
8. Urtika = edema setempat yang cepat timbul cepat hilang.
9. Kista = massa padat terbungkus terletak dikulit
10. Tumor = massa yg tumbuh ditempat yg tidak semestinya.
= pertumbuhannya > cepat dari kulit normal.
= fungsi tidak jelas/tidak berguna.

Sekunder (2nd) karena akibat garukan or manipulasi.
1. Erosi = defek /hilangnya kulit tidak melebihi stratum basale.
2. Ekskoriasi = defek yg lebih dalam sampai keluarnya cairan serum bisa iya/tidak
3. Ulkus = hilangnya jaringan yg lebih dalam dari ekskoriasi.harus ada dasarnya?dindingnya? kedalamannya?
4. Krusta =sebelumnya ada luka ==> cairan (serum,darah) keluar ==>jar.nekrotik, sisa obat =cairan yg mengering (koreng).
5. Skuama (sisik) =terlupasnya stratum korneum.
6. Sikatrik/jaringan parut =terdiri jaringan tak utuh, relief kulit tdk normal.
Hipotropi, hipertropi dan eutropi
7. Likenifikasi =penebalan kulit disertai relief kulit yg tampak lebih jelas biasanya warna hitam.
8. Fisura =(defek kulit akibat penebalan keratin yg berlebihan sehingga teriris/retak/pecah).
9. Eksantema = kelainan pd kulit yg timbul serentak dalam waktu singkat, dan tidak berlangsung lama, umumnya didhului oleh demam.
10. Telengiektasis = pelebaran pembuluh darah yg menetap pada kulit

KHUSUS
1. Linear =garis adalah kumpulan/hubungan 2titik/> (co:creeping eruption, dermatitis venenata).
2. Miliar =kecil-kecil (morbili)
3. Nummular = ukuran sebesar koin. D.numularis ukuran seberapun.
4. Anular =bulat tapi tidak sama jari2nya.
5. Sirsisinar = seperti bulan sabit.
6. Korimbiformis =seperti induk ayam yg dikelilingi anak-anaknya. Pitiriasis rosea.
7. Irisformis =sperti telor mata sapi. (SSJ)
8. Diskret =terpisa satu dgn yg lain (varisela)
9. Herpetiformis =vesikel berkelompok seperti herpes.(virus herpes)
10. Polisiklik =bentuk seperti rantai yg menyambung (dermatofita)

Minggu, 14 November 2010

Antiseptik Saluran Kemih = ASK




Penyebab : + 2/3 E. Coli
Klebsiella pneumoniae
Proteus mirabilis
Pengobatan :
• kuinolon • Ampisilin
• sulfisoxazol • Tetrasiklin
• kotrimoxazol
(+) A.S.K. - metenamin
- asam nalidiksat
- nitrofurantoin
• kadar dalam sirkulasi <  antibakteri (-)
• kadar dalam urin >>  membunuh kuman


Metenamin
pH 5.5 : M  formaldehid

toxic untuk banyak kuman
• Reaksinya lambat + 3 jam
• Resistensi  relatif tidak ada
• Kombinasi dengan asam mandelat
Indikasi : Th/ kronik
proteus  resisten
Farmakokinetik : Abs : oral baik
Metabolisme : hati
Ekskresi : urin


Efek samping :
• gangguan saluran cerna
• dosis >>  albuminuria
hematuria
rash
K.I. : - insuffisiensi hati & ginjal

Nitrofurantoin
Mek. aksi :
• menghambat enzim & merusak DNA
• aktivitas bila urin asam
Spektrum :
• bakteriostatik
• E. coli & Gram (+) yang masih peka
Farmakokinetik :
• abs. oral - baik
• ekskresi melalui filtrasi glomerulus
• urin berwarna coklat

Kuinolon
• Tua : asam nalidixat (Na)
• Baru : - Norfloxacin (Nf)
- Ciprofloxacin (Cf)
Mek. Aksi
Kuinolon menghambat repliaksi DNA kuman dengan mengganggu DNA - Gyrase ada waktu pertumbuhan- Reproduksi = Topoisomerase : Enzim yang mengubah konfigurasi / topology DNA tanpa mengubah struktur primer.

Spektrum A.M.
• Na efektif terhadap hampir semua kuman Gram (-)
Penyebab UTI - Gram (+) resisten
• Nf > poten daripada Na & efektif terhadap Gram (-) / Gram (+)
Untuk pengobatan UTI / ISK & Prostatitis
Farmakokinetik
Abs : oral - Na & Nf baik Cf  IV
Distr. : Kadar plasma Na tidak cukup untuk
infeksi sistemik
Kadar urin 10-20 x plasma  UTI

Nf + Cf ® distr. ke jaringan / cairan tubuh
¯
infeksi sistemik
Metab. : Na ® 7 hidroksi-Na ® efek bakterisid
Nf + Cf ® aktivitas antimikroba (+)
Eks. : urin - gagal ginjal ® T½ >
Nf & Cf sebagian diekskresi mel.empedu

Efek Samping :
Na : * M - M - D
* urtikaria, fotosensitif, demam
* SSP : sakit kepala - gangguan penglihatan
Nf + Cf : * Mual, sakit kepala, pusing
* Nefrotoksik ® kristaluria dosis >>
* K.I. : wanita hamil, anak < 8 th
• Cf > poten NF dengan spektrum yang sama’
• untuk UTI karena infeksi multipel
• merupakan obat alternatif untuk aminoglikosida yang > toksik
Resistensi :
Na makin terbatas o.k. timbulnya strain resisten,
berhubungan dng kromosom - bukan plasmin

Drug induced hepatitis



A. PENDAHULUAN
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2 – 1,8 kg atau kurang lebih 25 % berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Hati terdiri atas bermacam – macam sel. Hepatosit meliputi kuarng lebih 60% sel hati, sedangkan sisanya terdiri atas sel – sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel – sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium, sel kupffer, dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, terutama dalam hal metabolisme karbohidrat, protein dan asam lemak. Fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu. Hati mengekskresikan empedu sebanyak 1 liter perhari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air ( 97% ), elektrolit, garam empedu, walaupun bilirubin ( pigmen empedu ) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, tapi penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, kerana bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.1
Jika terjadi peradangan di hati maka di sebut hepatitis. Penyebab hepatitis yaitu karena virus dan non virus. Virus di bagi menjadi hepatitis A, B, C, D, E, F, G. sedangkan yang non virus bisa karena obat – obatan dan alkohol. 4
Ketika obat – obat merusak hati dan mengganggu fungsi normalnya, gejala dan tanda serta tes darah yang berkaitan dengan fungsi hati akan menunjukkan kelainan. Kelainan – kelainan dari penyakit hati yang diinduksi oleh obat serupa dengan penyakit hati yang disebabkan oleh agen – agen seperti virus dan penyakit imunologi yang lain. Hepatitis yang diinduksi oleh obat serupa dengan hepatitis virus. Keduanya dapat menyebabkan peninggian enzim AST dan ALT. Selain itu gejala yang tampak dapat berupa anoreksia, kelelahan dan mual.2


B. PEMBAHASAN DRUG INDUCED HEPATITIS
1. DEFINISI
Drug induced hepatitis adalah penyakit hati yang diinduksi oleh obat yang diresepkan oleh dokter ataupun yang dibeli secara bebas seperti vitamin, hormone, herbal, obat – obat terlarang dan bahan – bahan beracun lainnya.4
2. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika terdapat sekitar 200 kasus penyakit hati akut. 50% diantaranya adalah karena penggunaan obat terdiri dari 30% karena acetaminophen, 13% adalah reaksi idiosinkratik akibat pengobatan lainnya. 2 – 5% kasus akibat penggunaan obat di rumah sakit dengan jaundice, 10% dari semua kasus adalah hepatits akut5
3. ETIOLOGI
Obat – obat yang dapat menyebabkan hepatitis 7
- Acetaminophen ( Tylenol )
- Statins
- Nicotinic acid ( Niacin )
- Amiodarone ( Cordarone )
- Antibiotik – antibiotik : Isoniazid ( Nydrazid, Laniazid ), Nitrofurantoin, Minocycline dan Cotrimoxazole.
- Nonsteroidal antiinflammatory drugs ( NSAIDs ) : aspirin, indomethacin ( Indocin ), ibuprofen ( Montrin ), naproxen ( Naprosyn ), piroxicam ( Feldene ) dan nabumetone ( Relafen )
- Tacrine ( Cognex )
- Disulfiram ( Antabuse )
- Vitamin A

Contoh – contoh obat herbal yang dapat menyebabkan hepatitis, yaitu :3
- Cascara
- Chaparral
- Comfrey
- Kava
- Ma – huang
4.FAKTOR RESIKO5
• Ras
Beberapa obat tampaknya memiliki toksisitas yang berbeda berdasarkan ras. Misalnya orang kulit hitam lebih rentan terhadap isoniazid ( INH ). Laju metabolisme obat dikontrol oleh enzim P – 450 dan setiap individu bervariasi.
• Umur
Reaksi obat terhadap hati jarang terjadi pada anak – anak. Resiko cedera ke hati lebih besar pada orang tua karena menurunnya clearance, interaksi obat, aliran darah hepatik yang berkurang dan variasi dalam pengikatan obat. Selain itu, pola makan yang buruk, infeksi dan dirawat di rumah sakit merupakan faktor untuk terjadinya hepatotoksisitas karena obat.

• Jenis kelamin
Meskipun alasan yang tidak diketahui, reaksi hepatotoksisitas karena obat lebih sering pada perempuan.
• Alkohol
Orang yang mengkonsumsi alkohol lebih rentan terhadap hepatotoksisitas obat karena alkohol menyebabkan cedera dan kerusakan sel hati sehingga terjadi perubahan pada metabolisme obat.
• Penyakit hati
Secara umum pasien dengan penyakit hati kronik lebih rentan terjadi kerusakan hati.
• Faktor genetik
Gen unik encode pada P – 450, perbedaan genetik dalam enzim P – 450 dapat menyebabkan reaksi yang abnormal terhadap obat.
5. PATOGENESIS
Mekanisme pathogenesis: mekanisme hepatotoksisitas yang masih dieksplorasi dan mencakup mekanisme hepatoseluler dan ekstraseluler. Antara mekanismenye adalah :
• Gangguan dari hepatosit
Ikatan pengikatan protein inteaseluler obat dapat menyebabkan penurunan tingkat ATP, menyebabkan gangguan aktin pada permukaan hepatosit dapat menyebabkan gangguan membrane.

• T – sel sitolitik aktivasi
Kovalen mengikat obat supaya enzim P – 450 dapat bertindak sebagai immunogen, untuk mengaktifkan sel T dan sitokin serta merangsang respon imun lainnya.

• Apoptosis dari hepatosit
Aktivasi dari jalur apoptosis oleh faktor nekrosis tumor – alfa reseptor dari FAS dapat memicu kaskade intraseluler, yang berakibat pada kematian sel terprogram.

• Gangguan mitokondria
Obat tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda dari produksi energy beta – oksidasi dengan menghambat sintesis dinukleotida, sehingga terjadi penurunan produksi ATP.

• Cedera saluran empedu
Hasil metabolism yang beracun diekskresikan dalam empedu dapat menyebabkan cedera epitel saluran empedu.



Metabolisme obat8
Hati memetabolisme setiap obat atau racun yang masuk ke tubuh. Kebanyakan obat bersifat lipofilik, agak memudahkan penyerapan membran sel. Di dalam tubuh, diubah menjadi hidrofilik oleh proses biokimia di hepatosit untuk mengaktifkan obat dan memudahkan ekskresi. Metabolism obat dibagi menjadi 2 fase. Di fase pertama, obat dibuat polar dengan oksidasi atau hidroksilasi. Semua obat mungkin ada yang tidak melalui fase tersebut dan langsung ke fase kedua. Enzim sitokrom P – 450 mengkatalisis pada fase pertama. Reaksi tersebut mungkin akan menghasilkan formasi metabolit yang jauh lebih berbahaya dari substrat awal dan mungkindapat menyebabkan kerusakan hati. Sebagai contoh, hasil metabolism dari acetaminophen adalah N – acetyl –p –benzoquinone – imine ( NAPQI ), dan diproduksi dengan dosis tinggi. NAPQI member respon kerusakan pada hati. Enzim P – 450 dapat memetabolisme banyak jenis obat. Obat – obat yang bersama – sama membagi spesifitas P – 450 untuk biotransformasi mungkin dapat saling menghambat satu sama lain, sehingga terjadi interaksi obat. Beberapa obat ada yang bersifat menginduksi dan menghambat P – 450.
Reaksi fase 2 dapat terjadi di dalam atau di luar hati. Melibatkan konjugasi dengan sebagian ( yaitu asetat, asam amino, sulfat, glutation, asam glukoronat )untuk meningkatkan keterlarutan. Kemudian, obat dengan berat molekul tinggi dapat diekskresikan dalam empedu, sementara ginjal mengeluarkan yang lebih kecil.

Toksin yang menyebabkan kerusakan pada hati dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu 3 :
• Toksin yang selalu menyebabkan kerusakan pada hati ( direct toxins )
Merupakan solvent pembersih carbon tetrachloride dan jamur amanita dapat langsung menyebabkan kerusakan pada sel hati.
• Toksin yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada hati ( idiosyncratic toxins )
Toksin yang dapat menyebabkan hepatitis pada beberapa orang yang belum diketahui penyebabnya.
Acetaminophen ( Tylenol )
Overdosis acetaminophen dapat merusak hati. Kemungkinan kerusakan serta keparahan dari kerusakan tergantung pada dosis acetaminophen yang dikonsumsi ; lebih tinggi dosisnya, lebih mungkin aka nada kerusakan dan lebih mungkin bahwa kerusakan akan menjadi lebih beat / parah. reaksi pada acetaminophen adalah tergantung dosis dan dapat diprediksikan, bukan idiosyncratic. Luka hati dari overdosis acetaminophen adalah hal yang serius kerana kerusakan dapat berat / parah dan berakibat pada gagal hati dan kematian6.

Statins
Statins adalah obat – obat yang paling luas digunakan untuk menurunkan kolesterol LDL dalam rangka mencegah serangan – serangan jantung dan stroke. Kebanyakan dokter – dokter percaya bahwa statins adalah aman untuk penggunaan jangka panjang, dan jarang berbahaya kepada hati. Tetapi sebenarnya statins dapat membahayakan hati. Yang menjadi pertimbangan adalah peninggian yang ringan pada tingkat – tingkat darah dari enzim hati ( ALT dan AST ) tanpa gejala. Studi – studi klinik telah menemukan peninggian sebanyak 0.5 % sampai 3 % dari pasien yang mengkonsumsi statins. Kelainan ini biasanya membaik atau menghilang sepenuhnya atas penghentian statins atau pengurangan dosis. Tidak ada kerusakan hati yang menetap6.

Nicotinic acid ( Niacin )
Niacin telah digunakan untuk merawat tingkat – tingkat kolesterol darah yang tinggi serta tingkat – tingkat triglyceride yang tinggi. Seperti statins, niacin juga dapat merusak hati. Ia dapat menyebabkan peninggian – peninggian ringan yang sementara pada tingkat – tingkat darah dari AST dan ALT, jaundice dan pada kejadian – kejadian yang jarang, gagal hati. Keracunan hati dengan niacin adalah tergantung dosis; dosis – dosis yang beracun biasanya melebihi 2 gram per hari. Pasien dengan penyakit hati yang mempunyai kebiasaan meminum alcohol sebelumnya berada pada resiko yang lebih tinggi menghasilkan keracunan niacin.6

Amiodarone ( Cordaronez )

Amiodarone ( Cordarone ) adalah obat yang penting digunakan untuk aritmia seperti atrial fibrillation dan ventricular takikardia. Amiodarone dapat menyebabkan kerusakan hati yang berkisar dari kelainan – kelainan enzim hati yang ringan sampai ke gagal hati akut lalu sampai ke tahap akhir yaitu sirosis. Kelainan – kelainan tes darah yang ringan adalah umum dan secara khas menghilang berminggu – minggu sampai berbulan – bulan setelah penghentian obat. Kerusakan hati yang serius terjadi pada kurang 1% dari pasien. Amiodarone berbeda dari kebanyakan obat – obat lain karena jumlah yang substansial dari amiodarone disimpan didalam hati. Obat yang disimpan mampu menyebabkan perlemakan hati, hepatitis dan obat ini dapat merusak hati walaupun obat ini telah lama dihentikan. Kerusakan hati yang serius dapat menjurus pada gagal hati akut, sirosis dan keperluan untuk transplantasi.6

Antibiotik – antibiotik

1. Isoniazid ( Nydrazid, Laniazid )
Isoniazid telah digunakan berpuluh tahun untuk merawat pasien tuberculosis. Kebanyakan pasien dengan penyakit hati yang diinduksi isoniazid hanya membuat peninggian yang ringan dari enzim AST dan ALT dan tanpa gejala hanya 1-2 % pasien yang terjadi hepatitis. Resiko terjadinya hepatitis lebih sering terjadi pada pasien yang sudah tua dibandingkan dengan yang masih muda. Resiko terjadinya penyakit hati yang serius terjadi sekitar 0,3 % pada pasien dewasa muda dan meningkat 2 % pada pasien yang berumur lebih dari 50 tahun. 5-10 % pasien terjadi gagal hati dan memerlukan transplantasi hati. Resiko semakin meningkat jika ditambah dengan mengkonsumsi alcohol.
Gejala – gejala awal dari hepatitis isoniazid adalah kelelahan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah bahkan sampai terjadi jaundice. Kebanyakan paien dengan hepatitis isoniazid sembuh sepenuhnya dengan segera menghentikan obat. Penyakit hati yang lebih berat terjadi jika terjadi hepatitis namun konsumsi isoniazid tetap diteuskan. Oleh karena itu diagnosis awal sangat penting untuk menentukan prognosis pasien.
2. Rifampisin
Rifampisin adalah obat antituberkulosis yang biasanya digunakan infeksi tuberkulosis. Rifampisin bisa merusak hati dengan 3 cara :
a) Mengganggu proses metabolisme bilirubin dan asam empedu. Efeknya reversible dan mekanismenya tidak diketahui, walaupun ada yang mengatakan efeknya merusak hepatosit.
b) Rifampisin menginduksi metabolisme obat di retukulum endoplasma yang mengganggu biotransformasi dari zat – zat yang hepatotoksik, apalagi jika digabung dengan isoniazid.
c) Rifampisin sendiri bisa mengakibatkan efek seperti hepatitis akibat virus. Namun karena rifampisin diberikan bersamaan obat antituberkulosis yang lain, maka hepatitis akibat rifampisinnya sendiri masih belum dapat dipastikan.
3. Nitrofurantoin
Nitrofurantoin adalah obat anti mikroba yang digunakan untuk infeksi – infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh banyak bakteri – bakteri gram negatif dan beberapa gram positif. Nitrofurantoin disetujui oleh FDA pada tahun 1953. Ada tiga bentuk dari nitrofurantoin yaitu: furadantin, macrodantin dan bentuk sustained realease. Nitrofurantoin dapat mengakibatkan peninggian enzim – enzim hati yang asimpomatik. Nitrofurantoin jarang mengakibatkan hepatitis.

Selain antibiotik – antibiotik tersebut masih banyak lagi yang belum disebutkan seperti minoksiklin dancotrimoxazole.

Non-steroid anti inflammatory drugs ( NSAID )
NSAID yang sering digunakan adalah aspirin, indometasin, ibuprofen, naproxen, piroksikam, dan nabumeton. NSAID aman dikonsumsi jika sesuai dengan aturan. Pada pasien – pasien dengan penyakit hati kronik seperti hepatitis kronik dan sirosis harus menghindari penggunaan NSAID karena obat – obat ini dapat memperburuk fungsi hati. Secara statistik Sekitar 1-10 % pasien menderita penyakit hati yang serius akibat penggunaan NSAID. Diclofenac dilaporkan lebih sering menyebabkan hepatitis pada kira – kira 1-5 kasus per 100.000 orang pemakai diclofenac. Hepatitis menghilang dengan menghentikan obat ini. Sirosis jarang terjadi pada pasien – pasien yang menggunakan diclofenac.

2. Tacrine ( Cognex )
Tacrine adalah obat oral yang digunakan untuk merawat penyakit Alzheimer. FDA menyetujui tacrine pada tahun 1993. Tacrine dapat menyebabkan peninggian enzim – enzim hati. Pada umumnya pasien mengeluh mual. Kasus hepatitis dan sirosis dilaporkan jarang terjadi. Pasien akan membaik dengan menghentikan obat.
3. Disulfiram
Disulfiram adalah obat yang adakalanya diresepkan untuk orang pecandu alkohol. Obat ini menghilangkan keinginan untuk meminum alkohol dengan menyebabkan rasa mual, muntah dan reaksi – reaksi lain yang tidak menyenangkan. Disulfiram dilaporkan dapat menyebabkan hepatitis akut.
4. Vitamin A dan obat herbal
Pemasukan vitamin A yang berlebihan dan terjadi bertahun – tahun dapat merusak hati. Lebih dari 30 % populasi amerika memakai suplemen dari vitamin A. Penyakit hati yang diinduksi oleh vitamin A pada awalnya hanya peningkatan enzim – enzim hati namun dapat menjadi hepatitis akut, hepatitis kronis sampai terjadinya sirosis. Gejala – gejala dari keracunan vitamin A terdiri dari nyeri sendi, nyeri tulang kulit menjadi kuning, lelah dan sakti kepala. Pada kasus lanjut dapat terjadi pembesaran hatu dan limpa, jaundice dan asites apalagi pasien juga mengkonsumsi alkohol tentu akan memperparah keadaan. Perbaikan terjadi secara berangsur –angsur setelah penghentian vitamin A.
Kerusakan hati juga telah dilaporkan pada pasien pengkonsumsi teh herbal seperti Ma huang, kava kava, pyrrolizidine alkaloid in comfrey, germander dan capharral leaf.

Manifestasi klinis3
1. ikterik
2. Fatigue
3. Berat badan menurun
4. Mual dan muntah
5. Warna urin seperti teh
6. Nyeri pada perut

Diagnosis
Diagnosis dari penyakit – penyakit hati yang diinduksi oleh obat sering kali sulit ditegakan. Pasien mungkin tidak mempunyai gejala – gejala dari penyakit hati atau mungkin hanya gejala ringan yang tidak spesifik. Pasien mungkin mengkonsumsi banyak obat – obat yang membuatnya sulit untuk Mengidentifikasi obat yang menyerang. Pasien juga mungkin mempunyai penyebab-penyebab potensial lainnya dari penyakit-penyakit hati seperti non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan alkoholisme.
Diagnosis dari penyakit hati didasarkan pada gejala-gejala seorang pasien (seperti kehilangan nafsu makan, mual, lelah, dan urin yang berwarna gelap), penemuan-penemuan pada pemeriksaan fisik (seperti jaundice, hati yang membesar), dan test labor yang abnormal (seperti pemeriksaan darah). Jika seorang pasien mempunyai gejala-gejala, tanda-tanda, dan tes-tes hati yang abnormal, dokter kemudian mencoba memutuskan apakah obat-obat yang menyebabkan penyakit hati dengan
- Mencatat sejarah konsumsi alkohol dengan hati-hati untuk menyampingkan penyakit hati alkoholik.
- Melakukan tes-tes darah untuk menyampingkan hepatitis virus B dan hepatitis C, dan untuk menyampingkan penyakit-penyakit hati kronis seperti primary biliary cirrhosis (PBC).
- Melakukan USG perut dan CT scan dari hati untuk menyampingkan penyakit kantung empedu dan tumor-tumor hati.
- Mencatat riwayat pencernaan dengan hati-hati, terutama permulaan baru-baru ini dari obat-obatan yang umumnya dihubungkan dengan penyakit hati.
H. KOMPLIKASI
1. Peningkatan tekanan di vena porta
Darah dari usus, lien dan pancreas masuk ke hati melalui vena porta. Jika ada kerusakan pada jaringan hati maka akan terjadi bendungan sirkulasi darah yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada vena porta.
2. Pelebaran vena
Ketika ada pembendungan di vena porta maka darah akan mengalir kembali ke perut, esophagus dan traktus intestinal bagian bawah.
3. Jaundice
Terjadi jika ada peningkatan bilirubin.
4. Cirrhosis
Adalah kondisi hati yan serius dan irreversible.

I.PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan spesifik pada hepatitis akibat obat. Pengobatan dapat bersifat simtomatis. Pada kebanyakan kasus drug induced hepatitis adalah dengan menghentikan penggunaan obat. Beberapa orang memberi respon yang baik jika telah dihentikan pemakaian obat. Untuk yang lainya kadang-kadang membutuhkan beberapa bulan untuk kembali normal.

J.PROGNOSIS
Prognosis pada pasien drug induced hepatitis semakin baik jika penetapan diagnosis pada awal.

K.PENCEGAHAN
Karena kita tidak tahu bagaimana respon tubuh masing-masing terhadap obat maka tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan. Tetapi setidaknya kita dapat menurunkan faktor resiko, seperti :
- Batasi penggunaan obat jikalau perlu saja
- Membeli obat sesuai dengan aturan resep dari dokter
- Hati-hati dalam penggunan herbal dan suplemen
- Jangan mencampur penggunaan obat dan alcohol
- Hati-hati dengan paparan bahan kimia
- Lindungi anak-anak dari semua obat, herbal dan suplemen

Rabu, 10 November 2010

Latihan dasar stase obsgyn

Gynecologic oncology: premalignant and Malignant disease of the lower genital tract – vulva, vagina, and cervix
1. Which of the following is etiologic agent (or immediate precursor lesion) for vulvar cancer?
(A) squamous cell hyperplasia
(B) atrophic dystrophy
(C) chronic granulomatous diseases
(D) chronic irritation
(E) unknown

2. A 56-year-old woman has a biopsy-proven vulvar intraepithelial neoplasia (VIN III). She undergoes a wide excision and return 3 months later with vulvar pruritus. How do you advise her?
(A) Steroid cream on the vulva will reduce the itching.
(B) She may need a repeat biopsy.
(C) There is minimal chance of cancer.
(D) There is minimal chance of recurrence.
(E) If there is a recurrence, it will regress spontaneously.
3. Which of the following characterize paget’s disease of the vulva?
(A) recurrences are infrequent after treatment
(B) frequent association with other invasive carcinomas
(C) appears as a solitary hypopigmented lesion
(D) is treated with laser vaporization
(E) occurs predominantly in premenopausal women
4. Which of the following types of vulva cancer occurs most commonly?
(A) Paget's
(B) squamous
(C) melanoma
(D) adenocarcinoma
(E) basal cell
(A)
(B)
(C)
(D)
(E) clear cell carcinoma
condyloma acuminate
adenocarcinoma
hidradenoma
urethral caruncles





5. A 48-years-old woman has a large verrucous lesion of her vulva. Such a lesion is most likely which of the following





6. Which of the following is the most common symptom of vulvar carcinoma in elderly woman?
(A) abnormal bleeding
(B) a foul smell
(C) pruritus
(D) vulvar atrophy
(E) painful intercourse
7. A blue swelling on the vulva is most likely to be which of the following?
(A) a melanoma
(B) a varicosity
(C) endometriosis
(D) a cyst of the canal of Nuck
(E) a hemangioma

8. A 1-cm vulvar carcinoma with tumor-positive unilateral nodes and no distant spread would be which FIGO (international Federation of Gynecologu and obstetrics) stage?
(A) I
(B) II
(C) III
(D) IV
(E) cannot be staged without further information

9. A 58-years-old woman has a 1-cm vulvar ulcer. A biopsy shows invasive squamous cell carcinoma with more than 1 mm of stromal invasion. Which of the following is the preferred treatment?
(A) Burow's soaks
(B) 5-fluorouracil (5-FU) cream
(C) radiotherapy
(D) radical local excision and ipsilateral inguinofemoral lymph node dissection
(E) radical hysterectomy and node dissection

10. If the lymph nodes in the preceding case are negative, the 5-years survival should be about what percentage?
A. 12%
B. 25%
C. 52%
D. 78%
E. 90%




11. Which of the following is the most common complication of radical vulvectomy?
(A) debilitating edema of the lower extremities
(B) pulmonary embolism
(C) necrotizing fasciitis
(D) breakdown of the surgical wound
(E) urinary and rectal incontinence

12. A 72 years old woman has had a radical vulvectomy for stage II squamous cell vulvar cancer. She want to know the most likely site of recurrence if thetumor comes back. Which of the following can you correctly tell her?
(A) at the site of tumor resection
(B) in the bladder or rectum
(C) in the scalene lymph nodes
(D) the chest
(E) the upper leg

13. Which of the following tumors of the vulva has the best prognosis?
(A) stage I verrucous carcinoma
(B) melanoma
(C) stage I squamous cell cancer of vulva
(D) basal cell carcinoma
(E) rhabdomyosarcoma

14. The most common method of giagnosing carcinoma of the vagina is which of the following?
(A) bleeding from the tumor bed
(B) pain with intercourse
(C) Papanicolaou smear screening
(D) incidental discovery on bimanual examination of the pelvis
(E) colposcopic prophylaxis in high-risk patients

15. The offspring of women who were exposed to the diethylstilbestrol (DES) during gestation do not have an in creased risk of which of the following?
(A) vaginal adenosis
(B) adenocarcinoma of the ovary
(C) clear cell carcinoma of the vagina
(D) squamous intraepithelial lesion of the cervix
(E) clear cell carcinoma of the cervix

16. Whichof the following malignancies tends to metastasize to the vagina most frequently?
(A) ovarian
(B) endometrial
(C) bowel
(D) bladder
(E) melanomas

17. Which of the following is a malignant tumor of the vagina of young children that appears clinically as a mass of grape-like edematous polyps?
(A) Emphysematous vaginitis
(B) squamous cell carcinoma
(C) sarcoma botryoides
(D) adenocarcinoma
(E) choriocarcinoma

18. A 72-years-old woman has carcinoma of the vagina that has reached the lateral pelvic wall. What stage is it?
(A) 0
(B) I
(C) 11
(D) III
(E) IV

19. Which of the following is the most likely histolohy of vaginal carcinoma in this woman?
(A) melanoma
(B) verrucous
(C) clear cell
(D) adenocarcinoma
(E) squamous cell

20. A 72 years old woman with a vaginal cancer is found on physical examination to have tumor extending from the lateral vaginal wall tu the pelvic sidewall. Which of the following is the BEST treatment for her?
(A) total vaginectomy
(B) upper vaginectomy
(C) chemotherapy
(D) radiation therapy
(E) exenteration

21. Which of the following is the most common method used to diagnose cervical intraepithelial neplasia (CIN)?
(A) complaints of abnormal discharge
(B) postcoital bleeding
(C) chronic pelvic pain
(D) vaginal wet preparation
(E) abnormal Pap smears

22. Which of the following is TRUE concerning the etiology of cervical dysplasia and cervical cancer?
(A) Human papillomavirus (HPV) is the major causal agent.
(B) They are associated with obesity.
(C) They are associated with nulliparity.
(D) There is a strong genetic component to the development of cervical cancer.
(E) They are the direct result of cigarette-smoking.

23. Which of the following is TRUE regarding HPV?
(A) Only 20% of sexually experienced women will be infected with HPV.
(B) The virus is transient for most women.
(C) Most women with HPV will go on to develop warts, CIN, or cancer.
(D) Other cofactors such as cigarette smoking and altered immune response have not been shown to be related to the development of cervical neoplasia.
(E) There are only 10 subtypes of HPV

24. A 40 years woman is seen for a routine examination. Her menses hae been regular, and she has no complaints. Findings, including those on pelvic examination, are normal. Ten days later, her pap smear is returned as “High-grade squamous intraephitelial laesion. “The performance of which of the following options is the BEST course of action?
(A) immediate wide-cuff hysterectomy
(B) repeated Pap smears at 3-month intervals
(C) fractional dilation and curettage (D&C)
(D) punch biopsy of anterior cervical lip
(E) colposcopy with biopsy

25. The colposcope permits one to do which of the following?
(A) view the cervix at 1 to 4 power magnification
(B) see the entire transition zone in all patients
(C) choose the most suspicious areas on the cervical portio to biopsy
(D) treat invasive cancer with a biopsy
(E) make the diagnosis of cancer

26. What does leukoplakia refer to?
(A) a microscopic lesion
(B) atrophy
(C) a cancer
(D) a white patch
(E) an ulcer

27. Conization of the cervix would be inappropriate in which of the following instances?
(A) when there is disparity between Pap smear and biopsy results
(B) when colposcopy is inadequate
(C) when microinvasion is diagnosed by biopsy
(D) when deeply invasive cancer is shown on a biopsy
(E) for treatment of biopsy-proven CIN III

28. In treating CIN III, cryotherapy has a failure rate of about what percentage?
(A) I to 5%
(B) 10 to 20%
(C) 25 to 30%
(D) 35 to 40%
(E) >40%

29. Often, the first symptom of cervical cancer is which of the following?
(A) leg pain
(B) pain with intercourse
(C) vaginal bleeding
(D) weight loss
(E) vulvar pruritus

30. Where do most cervical cancers arise?
(A) on the portio vaginalis
(B) at the internal os
(C) in the endocervix
(D) at the squamocolumnar junction
(E) at the external os

31. What percentage of clinical stage I carcinomas of the cervix will have lymphatic spread?
A. 0%
B. 5%
C. 15%
D. 25%
E. 40%

32. Which of the following factors is most indicative - of invasive cancer on colposcopic examination?
(A) white epithelium
(B) leukoplakia
(C) abnormal blood vessels
(D) punctation
(E) mosaic pattern
33. If a nonhealing ulcer is seen on the cervix, it is best evaluated by which of the following?
(A) repeat examination
(B) Pap smear
(C) punch biopsy
(D) cone biopsy
(E) vaginal steroid cream

Questions 34 and 35
A 43-years-old woman had a suspicious Pap smear and a normal pelvic examination. A colposcopically directed biopsy of a normal-appearing cervix revealed invasive carcinoma.
34. Which pf the following should should be the next step in the care of the patient?
a. Metastatic ealution
b. Conization
c. Radical hysterectomy
d. Radiation therapy
e. Both irradiation and radical hysterectomy
35. The woman had a negative metastic workup. Her clinical examination shows cancer growth shown in figure 21-1. Her preliminary clinical stage is which of the following?
a. I A
b. I B
c. II A
d. II B
e. C
36. Biopsy-proven carcinoma in situ of the uterine cerix, if otherwise untreated, will progress to invasive cancer in up to what percentage of patiens?
a. <5%
b. 30%
c. 50%
d. 70%
e. >90%
37. The majority of deaths from cervical carcinoma are due to which of the following?
(A) local spread obstructing the ureters, causing renal failure
(B) brain metastasis with resultant cerebral hemorrhage
(C) hemorrhage into the pelvis from erosion of vessels by the tumor
(D) pulmonary failure secondary to metastatic disease filling the lungs
(E) bone metastasis causing crush injuries to the central nervous system
38. The 5-year survival rate for stage IV inva¬sive cervical cancer is approximately what percentage?
(A)
(B)
(C)
(D)
(E) >1%
10%
20 to 30%
50%
80%

39. Extent of spread being equal, which of the following carcinomas of the cervix has the poorest prognosis?
(A) well-differentiated, keratinizing, large cell squamous carcinoma
(B) undifferentiated, large cell squamous carcinoma
(C) differentiated, small cell squamous carcinoma
(D) undifferentiated, small cell squamous carcinoma
(E) papillary adenocarcinoma
40. Which of the following is the BEST term for a bulky, friable, papillary tumor mass growing from the cervix?
(A) exophytic
(B) endophytic
(C) nodular
(D) ulcerating
(E) edematous
41. A 34-year-old woman is 16 weeks pregnant and has a Pap smear suspicious for cancer. How do you advise her?
(A) have colposcopy with biopsy
(B) have colposcopy, but biopsy is too risky in pregnancy
(C) have a repeat Pap smear in 3 months
(D) undergo a termination of pregnancy and then undergo complete evaluation
(E) have cervical Ionization
42. Vaginal intraepithelial neoplasia is most commonly found in which part of the vagina?
(A) the upper one-third
(B) the mid-vagina
(C) the distal. vagina
(D) at the hymenal ring
(E) the posterior fourchette
43. The preferred treatment for stage I vaginal car¬cinoma confined to the upper one-third of the lateral vagina in a 29-year-old woman would be which of the following?
(A) intravaginal, 5-FU
(B) upper vaginectomy
(C) simple hysterectomy and upper vaginectomy
(D) radical hysterectomy, pelvic lymphadenectomy, and partial vaginectomy
(E) anterior exenteration
44. Which of the following are not true regarding cancer of the vulva?
(A) it is often associated with a long history of vulvar pruritus, discomfort, or a bloody discharge.
(B) It will often appear as a growth on the labia.
(C) Biopsy is necessary to make the diagnosis
(D) Often requires radical vulvectomy with a inguinofemoral lymph node dissection.
(E) The peak incidence occurs between ages 40 and 50.
45. A 45-years-old present with a history with a history of post coital spotting. Examination of the cervix reveals a raised/reddened well-circumscribed lesion next to the os. The most likely diagnosis is which of the following?
(A) carcinoma
(B) condyloma lata
(C) ectropion
(D) cervical polyp
(E) nabothion cyst
46. The treatmen of carcinoma of the cervix during pregnancy should depend on all except which of the following?
(A) the recommendation of the oncologist
(B) the religious and moral belief of the patient
(C) the trimester of the pregnancy
(D) the stage of the lesion
(E) the length of the cervix
47. A 42-years-old woman undergoes a radical hysterectomy and requires postop radiation. During the radiation. Therapy she return complaining of watery vaginal discharge and recurrent urinary tract infections. Of the following four test, which would not be helpful in the evalution?
a. intravenous pyelogram
b. cystoscopy
c. wet mount
d. sigmoidoscopy
e. inject diluted methylene blue in sterile water into the bladder and examine the vagina.
48. A 35 years old female with stage IIB squamous cell carcinoma of the cervix will receive radiation. Regarding reproductive changes, how do you advise her?
a. ovaries are radiresistant
b. fertility can be maintained
c. radiation will likely result in endometrial ablation
d. younger patients are more susceptible to radiation-induced castraction
e. there is no change in vaginal function
49. A 46 years obese woman smokes two packs of cigarettes a day. She had a radical hysterectomy with a para-aortic and pelvic lymph adnectomu for stage IB squamous cell carcinoma of the cervix. At surgery she was found to have dense pelvic small bowel adhesions from a prior ruptured appendix and appendectomy. Lymph nodes were positivefor cancer cells. In discussing postoperative radiation, you counsel her that she has an increased related complication because of which of the following?
A. obesityion
B. excision of lymph nodes
C. decreased bowel motility from adhesions
D. age
E. stage of the cancer

50. which of the following is false regarding atypical squamous cells of undetermited significance (ASCUS)?
A. the risk of CIN II or III on biopsy is 5 to 17%
B. the risk of invasive cervical cancer is 0,1%
C. represent a minority of abnormal paps per years in U>S women
D. may be related to atrophy in postmenopausal women
E. may be associated with HPV
51. of the following management options for ASCUS, which is least acceptable?
A. check for HPV high-risk subtype; if negative follow-up in 12 months with pap
B. repeat pap in 12 months
C. immediate colposcopy
D. repeat pap in 4 to 6 months
E. if atrophy is present, treat with vaginal estrogen and repeat pap
52. A 48-years-old postmenopausal woman present for routine gynecologic examination. The examination is normal, homewer the pap return atypical glandular cells (AGC). Which whould be the most appropriate management for this patient?
A. repeat pap in 4 to 6 months
B. treat with intravaginal estrogen and repeat pap
C. perform cone biopsy of the cervix
D. perform colposcopy, cervical and endometrial biopsies
E. refer to GYN Oncology

Format Case Kulit

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UPN
STATUS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. / Ny.
Umur : Tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan :
Alamat : Jln.
No. CM :

II. ANAMNESA
Diambil dari: Autoanamnesa / Alloanamnesa. Tanggal : November 2010
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Riwayat Perjalanan Penyakit :
- keluhan setempat :
- mulainya penyakit :
- perkembangan penyakit :
- pengobatan yang telah didapat :
- hasil pengobatan :
- keadaan lingkungan :
- sanggama terduga :
- kehamilan :
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :

III. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Baik
BB / TB : Kg / Cm
TD / N / P / S : Tidak diperiksa / x/menit / x/menit / °C
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Thorax : Paru : SN vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Jantung : BJ I-II murni reguler. Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-)
Ektremitas : Udem (-/-)

IV. STATUS DERMATOLOGI / VENEREOLOGIKUS
A. Inspeksi jarak jauh
- lokasi :
- distribusi :
- simetris / tidak :
- bentuk / konfigurasi :
- morfologi :
- warna :
- kulit sekitar kelainan :
- kelainan pada selaput lendir, rambut, kuku :
Inspeksi jarak dekat
Morfologi efloresensi
- primer
- sekunder
- kualitas / keadaan lesi (bentuk, konsistensi, kering / basah)
B. Tes manipulasi
- palpasi (nyeri tekan, suhu)
- diaskopi
- dermografi
- pemeriksaan khusus Morbus Hansen
C. Keadaan kelenjar getah bening

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- lampu Wood
- KOH 10%-20%
- pewarnaan gram
- pewarnaan biru metilen
- pewarnaan Kinyoun Gobbet (utk BTA)
- mikroskop lap gelap

VI. RESUME

VII. DIAGNOSIS KERJA
1.
Dasar diagnosis:

VIII. DIAGNOSIS BANDING
1.
Dasar diagnosis:

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN

X. PENATALAKSANAAN
I. Non Farmakologis
1. lesi jangan digaruk
2. istirahat yang cukup
3. menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh
II. Farmakologi
1. umum
2. sistemik
3. topikal

XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

status Dermatologi

Lokasinya???
Efloresensinya: Tampak makula/patch .........(Efloresensi primer) dgn (Ef.Sekunder), Ukuran, Bentuk, batas dan distribusinya.

contoh:
Didaerah dada dan punggung
Tampak makula hipopigmentasi dgn skuama halus, ukuran lentikular, bentuk tidak teratur, batas jelas, distribusi regional dengan tepi rata ---> Pitiriasis versikolor

Jumat, 05 November 2010

Latihan dasar Stase Kulit













1. Fungsi kulit :
a) Fungsi proteksi
Melanosit : dengan mengadakan tanning
Stratum korneum : proteksi terhadap rangsangan kimia, karena sifatnya yang immepermeabel.
b) Fungsi absorbsi
Sel epidermis, muara kelenjar
c) Fungsi ekskresi
Vernix caseosa
d) Fungsi persepsi
Badan ruffini : rangsangan panas
Badan krause : rangsangan dingin
Badan meissner dan badan merkel ranvier : rangsangan taktil
Badan paccini : rangsangan tekanan
e) Fungsi pengaturan suhu tubuh
f) Fungsi pembentukan pigmen
Melanosit
g) Fungsi keratinisasi
h) Fungsi pembentukan vitamin D

2. Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan pada pemeriksaan untuk menunjang diagnosa sifilis adalah
a. VDRL dan TPHA
b. Leukosit
c. Biakan mikroorganisme
d. Deteksi antigen
e. Histopatologi

3. Dokternya tekan lesi kulit, efloresensinya apa ?
a. vesikel
b. bula
c. nodus
d. nodulus
e. papul
4. Gelembung intra epidermis apakan meninggalkan cacat ?
B. tidak, karena tidak menyebabkan erosi

5. Residen kulkel memeriksa pasien dengan menekan salah satu gelembung di kulit pasien dengan ujung jarinya. Pemeriksaan tersebut dinamakan?
Nikolsky sign

5. Laki-laki, terdapat bercak merah di dada, perut, punggung, lengan atas, paha, selama 3 minggu. Terasa sedikit gatal. Ruam pada dada kiri, tambah besar, berbentuk seperti uang logam. Pemeriksaan fisik : eritematous batas tegas, bulat/oval, lentikular s/d numular, skuama koleret.
a. Parapsoriasis
b. Ptiriasis rosea
c. Psoriasis gutata
d. Dermatitis numularis
e. Dermatitis seboroik
6. Laki-laki 25 tahun, lepuh seluruh badan. PF :gelembung2 isi cairan 1-2 cm. Efloresensinya ?
a. Vesikel
b. Eritema
c. Bula
d. Pustul
e. Erosi

7. Pengobatan utama untuk pasien penderita Pemfigus Vulgaris adalah ?
a. Kortikosteroid sistemik
b. Sefalosporin
c. UVA
d. Retinoid sistemik
e. Dapson
8. Veruka vulgaris disebabkan oleh virus ?
HPV (Human Papilloma Virus)

9. Pengobatan veruka vulgaris ? elektrokauterisasi
10. Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah superfisial yang reversibel ? Eritema
11. Seorang anak 9 tahun, terdapat benjolan kecil, bertambah banyak di wajah, lengan, dada, perut, benjolan tidak gatal. Papul putih, terdapat cekungan di tengah.
a. Veruka plana juvenil
b. Moluskum kontangiosum
c. Veruka filiformis
d. Variola
e. Erupsi akneiformis

12. Seorang pria 20 thn, datang ke poliklinik kulit kelamin dengan keluhan bekas luka di dada yang terasa gatal. Ia mengungkapkan bahwa setahun yang lalu dia mengalami luka di dadanya tersayat pisau. Luka tersebut sembuh sendiri tetapi bekasnya terus membesar dan meluas. Dari pemeriksaan tampak benjolan memanjang berwarna kecoklatan, licin, dan tak berambut. Pria tersebut mengalami :
a. jaringan parut hipertropik
b. Likenifikasi
c. Keloid
d. Striae atrofikans
e. Amiloidosis

13. Pengobatan psoriasis untuk lesi aktif ?
14. Obat untuk penyajit Dermatitis Numularis ?
15. Terapi untuk Dermatitis Impetigenisata ?
16. Obat yang dapat menyebabkan Sindrom Steven Johnson ?
17. Penyebab eritroderma ?
18. Kuning muda ? Impetigo krustosa?
Powered By Blogger