Pengikut
Senin, 09 Agustus 2010
Prevalensi Berat Badan berlebih terhadap faktor-faktor yang berhubungan (kelompok Pedsos)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Berat badan lebih masih menjadi masalah kesehatan dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut WHO (World Health Organization), selama ribuan tahun berat badan lebih jarang ditemukan. Sampai abad ke-20 berat badan lebih merupakan hal yang umum, dan menjadi permasalahan epidemic global. Pada tahun 2005 WHO memperkirakan paling tidak 9,8% dari 400 juta penduduk dewasa termasuk kategori berat badan lebih. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, angka kesakitan berat badan lebih dan obesitas di Indonesia adalah 19,1% (8,8% BB lebih dan 10,3% obese). Ada 14 provinsi memiliki prevalensi berat badan lebih dan obesitas umum di atas angka prevalensi nasional. Lima provinsi yang memiliki prevalensi berat badan lebih dan obesitas umum terendah adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat dan Sumatera Selatan. Sedangkan lima provinsi dengan prevalensi berat badan lebih dan obesitas umum tertinggi adalah: Kalimantan Timur, Maluku Utara, Gorontalo, DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Untuk daerah DKI Jakarta sendiri adalah 11,9% BB lebih dan 15% obese.1
Masalah berat badan lebih juga terjadi di SMUN “X” Jakarta, dimana berdasarkan data sekolah tiap tahun ada saja siswa yang tergolong berat badan lebih.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya berat badan lebih pada anak usia sekolah, antara lain yang mempengaruhi pola makan, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, berat badan lebih dikaitkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Selain itu faktor yang mempengaruhi berat badan lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor genetika faktor lingkungan, kebiasaan makan, serta aktivitas fisik.2
Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat berat badan lebih, adalah gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernafasan, gangguan endokrin, obesitas yang menetap hingga dewasa dan penyakit degeneratif, yang berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan lain sebagainya.3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diketahui pengaruh genetika,pola konsumsi, aktivitas fisik, dan faktor risiko terhadap kejadian berat badan lebih pada siswa/i SMU Negeri “X” di Tebet Jakarta Selatan.
SMU Negeri “X” adalah salah satu SMU Negeri di Jakarta dari sekian banyak SMU di Indonesia. Mayoritas siswa siswinya di SMU tersebut tergolong ekonomi menengah keatas.
I.2 TUJUAN PENELITIAN
I.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui berat badan lebih dan faktor-faktor risiko yang menyebabkan berat badan lebih pada remaja SMUN ”X” Jakarta kelas X,XI,XII dengan menggunakan pendekatan teori trias epidemiologi.
I.2.2. Tujuan Khusus
• Diketahuinya sebaran sosiodemografi responden menurut usia, jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua
• Diketahuinya pengaruh genetika terhadap kejadian berat badan lebih pada remaja SMU Negeri “X” Jakarta.
• Diketahuinya pola makan, terhadap kejadian berat badan lebih pada remaja SMU Negeri “X” Jakarta.
• Diketahuinya pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian berat badan lebih pada remaja SMU Negeri “X” Jakarta.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Manfaat bagi peneliti
a. Melatih mahasiswa/i melakukan penelitian.
b. Meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
c. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui faktor risiko berat badan lebih yang dominan pada remaja.
1.3.2 Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Mengamalkan tridarma perguruan tinggi.
b. Meningkatkan kerjasama dengan saling pengertian antar mahasiswa dan staf pengajar.
c. Menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
1.3.3 Manfaat bagi masyarakat
a. Memberikan informasi penyebab kejadian berat badan lebih pada remaja SMU Negeri “X” Jakarta kelas X, XI dan XII.
b. Sebagai bahan kajian bagi penentu kebijakan dalam program penanggulangan kejadian berat badan lebih pada remaja SMU, dalam upaya peningkatan kualitas remaja sekolah menengah umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi Berat Badan Lebih
Berat badan lebih adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan non-lemak, misal pada seorang atlet binaragawan kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh hipertrofi otot.Dalam istilah umum berat badan berlebih ini disebut overweight, sedangkan kegemukan disebut sebagai obesitas.4 Berat badan lebih yang mempunyai nilai BMI lebih dari 25, sedangkan obesitas adalah berat badan yang mempunyai nilai BMI lebih dari 30.5
Berdasarkan hukum termodinamika, kelebihan berat badan terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Whitney (1990) dan Nasar (1995) mengatakan kelebihan energi ini dapat disebabkan oleh:
1. Masukkan energi tinggi, penggunaan normal
2. Masukkan energi normal, penggunaan rendah6
2.2.2. Epidemiologi7
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, presentase status gizi penduduk usia 15 tahun ke atas di provinsi D.K.I. Jakarta dengan menggunakan perhitungan IMT penduduk dengan kategori underweight 12,5%, normoweight 60,6%, overweight 11,9%, kategori obesitas 15,0%.
2.2.3 Kriteria Berat Badan Lebih7
Metode penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.. Antropometri merupakan cara yang paling sering digunakan dalam kegiatan program gizi di masyarakat untuk menghitung Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) dimana pengukuran ini adalah berat badan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan menggunakan mikrotoise.
Rumus BMI
BMI = berat badan (kg) / tinggi badan (m2)
Interpretasi nilai BMI untuk dewasa, tanpa memandang umur maupun jenis kelamin:
• Underweight (berat badan kurang) : BMI < n1 =" (Zα)2" 1 =" Sampel" n2 =" Jumlah" p =" Prevalensi" q =" 100%" p =" 100" l =" Derajat" n1 =" (1,96)2" 731 =" 75,54" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering" 0 =" sangat" 1 =" tidak" 2 =" sangat" 3 =" sering"> 5 juta rupiah
d. Tidak tahu
A. Sebaran Menurut Genetika
ASPEK Iya Tidak
1. Apakah ayah/ibu memiliki berat badan lebih :
B. POLA MAKAN
Berikan Tanda Check list pada kolom sesuai dengan kenyataan anda !
0 1 2 3
1. Apakah anda sering sarapan pagi Tidak pernah 1-3 kali seminggu 3-5 kali seminggu Setiap hari
2. Apakah anda terbiasa makan malam Tidak pernah 1-3 kali seminggu 3-5 kali seminggu Setiap malam
3. Berapa kali anda mengkonsumsi cemilan dalam seminggu Tidak
pernah 1-3 kali seminggu 3-5 kali seminggu Setiap hari
4. Berapa kali anda makan fastfood (KFC,McD,Pizza,dll) dalam seminggu Tidak pernah 1 kali
seminggu 2 kali seminggu >3kali seminggu
5.Berapa kali anda makan dalam sehari
4 kali
2 kali
3 kali
1 kali
6.Berapa porsi makanan yang anda makan dalam setiap kali makan 4 piring 2 piring 3 piring 1 piring
7.Apakah anda membiasakan menambah posi makanan tersebut walupun makanan tersebut sangat lezat dan favorit Selalu Kadang- kadang Sering Tidak pernah
8.Bagaimana bentuk makanan camilan / jajanan yang anda sukai Goreng- gorengan Kue kering Kue basah / roti Dikukus / di rebus
9.Apakah lauk-pauk yang anda sukai Daging ayam, sapi, kambing, dan babi Ikan Telur Tempe dan tahu
10.Apabila makan sayuran, jenis sayuran apa yang anda sukai Sayuran berkuah santan Sayuran berkuah jernih Sayuran yang bertumis
Sayuran tanpa berkuah
Kriteria skor adalah sebagai berikut.
0 = Tidak Pernah
1 = Kadang-kadang (sebulan)
2 = Sering (seminggu)
3 = Selalu (tiap hari)
C. AKTIVITAS FISIK
Aspek Indikator Skor
Aktivitas Fisik 0 1 2 3
Tipe atau klasifikasi aktivitas fisik.
1. Apakah anda dalam sehari melakukan aktivitas ringan (tanpa menggerakan lengan) seperti membaca, menulis, main video game, menonton televisi, mendengarkan radio, mengetik, berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan banyak duduk.
2. Apakah anda dalam sehari melakukan aktivitas sedang (sedikit menggerakkan lengan) seperti memasak, mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, berjalan lambat, serta berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan duduk dan berdiri.
3. Apakah anda dalam sehari melakukan aktivitas berat (banyak menggerakan lengan) seperti mendorong-dorong benda, berjalan cepat, berlari, naik turun tangga,bersepeda, sepak bola, dll.
c. Durasi ( lama waktu)
1. .Apabila anda melakukan aktivitas ringan, apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
2. Apabila anda melakukan aktivitas
sedang, apakah anda melakukannya
> 3 jam/hari.
3. Apabila anda melakukan aktivitasberat, apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
c. Frekuensi (berapa kali dalam seminggu)
5. Apakah anda melakukan aktivitas ringan sehari dalam seminggu > 3 kali.
6. Apakah anda melakukan aktivitas sedang sehari dalam seminggu > 3 kali.
7. Apakah anda melakukan aktivitas berat sehari dalam seminggu > 3 kali.
Kriteria skor adalah sebagai berikut.
0 = Tidak Pernah
1 = Kadang-kadang (sebulan)
2 = Sering (seminggu)
3 = Selalu (tiap hari)
D. Sebaran Menurut Lingkungan Jajanan Sekolah
Jenis makanan dan minuman apa yang sering dibeli di kantin sekolah, penelitian diklasifikasikan Tidak Pernah Kadang-kadang Sering
Makanan Kantin
1. Mie Ayam
2. Bakso
3. Tahu isi
4. Nasi
Minuman Kantin
1. Air Mineral
2. Teh
3. Sirup
4. Kopi
5. Soft drink ( Coca-cola, Sprite, Fanta, dll)
6. motivasi yang paling sering mempengaruhi makan diluar
a. keluarga
b. teman-teman
c. diri-sendiri
7. seberapa besar pengaruh iklan ditelevisi terhadap minat mencoba makanan dan minuman,penelitian diklasifikasikan :
a. sering .
b. kadang-kadang
c. tidak berpengaruh
E. Sebaran Menurut Pengetahuan
Benar salah Tidak tahu
1. Junk food adalah makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi atau gula tinggi atau garam tinggi:
2. Junk food adalah minuman yang mengandung soda tinggi atau es krim:
3. Makanan siap santap ayam goreng dan kentang goreng di mall tidak menyehatkan
4. Mengurangi makanan berlemak dapat mengurangi kegemukan
5. Berolah raga teratur dapat menghindari kegemukan
6. Kegemukan itu dapat menyebabkan penyakit jantung
7. Keseringan makan dapat meyebabkan kegemukan
8. Keseringan minum – minuman bersoda menyebabkan kegemukan
9. Keseringan minum – minuman bersoda menyebabkan kegemukan
10. Keseringan jajan gorengan dapat menyebabkan kegemukan
Skor nilai untuk pertanyaan nomor 1 sampai 10 :
Nilai 5 : Bila jawaban benar
Nilai 3 : Bila jawaban salah
Nilai 0 : Bila jawaban tidak tahu
Interpretasi :
Total skor 0 – 29 : pengetahuan kurang
Total skor 30 – 40 : pengetahuan sedang
Total skor 41-50 : pengetahuan baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007. Jakarta
2. Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
3. Imam, Sukiman, 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang Bidang Ilmu Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC
5. M. Romauli Simatupang, 2008.Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, Universitas Sumatera Utara,Medan
6. Aritonang, E. Siagian Albiner., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara.Medan
7. Krisno A, Moch., 2002. Gizi dan Kesehatan, Edisi Pertama, Desember 2002, Jakarta.
8. Nasar, S.S., 1995. Obesitas pada Anak : Aspek Klinis dan Pencegahan, NaskahLengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak,XXXV, Jakarta
9. Dietz, W.D., Gortmaker, S.L., 2001. Preventing Obesity in Children and Adolescents. Annu Rev Pub Health, 22.
10. Pi-Sunyer FX.1994.Obesity dalam Modern Nutriton in Health and Disease.Eighthteen edition.Lea Febinger,Philadelphia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice fill someone in on and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Thanks you seeking your information.
BalasHapusThanks too
BalasHapusSave the reading of the password, my goal is not to patronize only share notes and hopefully useful.