Pengikut
Selasa, 14 Juli 2009
Aku takut jadi dokter
Cerita…
banyak orang yang suka bilang kalau masa kecilnya suka bercita-cita ingin jadi A, B, C, ingin jadi dokter lah, jadi polisilah, jadi penerbang jet tempur, atau menjelajah ke ruang angkasa.
Orang indonesia banyak bingung dan gemar nanya sama orang pintar
Contohnya ibu wati, tetangga sebelah.
Ibu wati: Numpang tanya mbak, Aku Wati. Putraku kelas VI SD, aku ingin sekali dia itu jadi seorang ahli ekonomi, melihat nilai-nilai dia di pelajaran matematika yang selalu bagus serta logika berpikirnya yang baik. Menurut mba cocoknya anak saya jadi apa yah?
Orang pintar: He..he.. Sampeyan ga perlu khawatir. Anak ibu lahir hari selasa, tidak cocok kerja di air cocoknya kerja di darat jadi seorang politikus.
Indonesia 2020 berkomentar
Maksudnya.. lah wong anak-anak lulusan SMA aja banyak yang belum tahu cita-citanya, apalagi anak-anak SD yang masih imajinasinya (kalau laki-laki) pengen jadi yang hebat-hebat, seperti polisi, pilot, insinyur, dokter, guru dst.
Tetapi orang indonesia lebih percaya dan suka datang di rumah orang pintar baik kalangan bawah, tengah bahkan pejabat tinggi yang pengen jabatannya tetap tinggi
Orang pintar siapa sih???
Einstein pernah bilang, orang-orang pintar bisa ‘diciptakan’ melalui mekanisme genius contact, yaitu berinteraksi secara terus-menerus dengan para jenius. Kalau kita mau menjadi pintar sering-seringlah berkumpul dengan orang-orang jenius. Maka kita akan menjadi pintar. Hanya pintar. Tidak sampai menjadi genius seperti mereka.
Tetapi kata bapakku orang pintar disini maksudnya seorang dukun atau lebih ngetrend dibilang paranormal. Bapakku bilang" Barang siapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari".
Waktu kecil pengen gede, dah gede kayak anak2..
SD pengen jadi polisi
SMP pengen jadi pengusaha
SMA pengen jadi dokter
Pas kuliah kedokteran malah bingung lihat keadaan
(Lanjut Besok ceritanya yah, anak koas mau jaga malam bangsal)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Salam sejawat,
BalasHapusSaya memahami apa yang Anda rasakan. Semua saya rasa juga merasakan hal sama ketika ia menjalani masa-masa pendidikan seperti Ko assisten di rumah sakit.
Terlepas dari itu semua, insyaAllah kita semua juga bertugas yang sangat mulia, kita mendapatkan amanah yang luar biasa yaitu dipercaya memeriksa keadaan seorang manusia (tidak semua orang bisa seperti kita) dll. Saya melihat dari artikel yang Anda buat, semua luar biasa. Banyak dari kita yang sebenarnya bisa tapi malas melakukan.
Saya hanya bisa mendukung Anda, teruslah berkarya. Ingatlah, Tuhan tahu apa yang kita kerjakan
oke dok..mohon bimbingannya
BalasHapussalam sejawat juga...