Pengikut

Selasa, 20 Mei 2014

Manajemen Gawat Darurat





(dr. M. Fikih)                                                                                    
gan menit

Manajemen UGD Gawat Darurat ~ Pelayanan cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya juga tidak terlepas dari sebuah unit yang menangani kegawatdaruratan dan di rumah sakit biasa kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat(UGD).

Dan pengertian UGD adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter.

Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. Untuk itulah pentingnya mengenal kriteria pasien gawat darurat, pasien gawat tidak darurat, pasien tidak gawat tidak darurat untuk bisa menjalankan triage di UGD.

Bila dihubungkan dengan dunia keperawatan maka kita akan mengenal akan pelayanan keperawatan gawat darurat. Yang dimaksud dengan pengertian pelayanan keperawatan gawat darurat adalah adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan metodologi keperawatan gawat darurat yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif ditujukan kepada klien / pasien yang mempunyai masalah aktual atau resiko yang disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.

Bisa dicontohkan beberapa kasus yang masuk dalam kategori gawat darurat adalah misalnya cardiac arrest (henti jantung), fibrilasi ventrikel, tension pneumothorax. Di ruang Gawat Darurat kasus semacam tadi disebut di atas biasanya menggunakan kode warna merah dan keadaan seperti ini mengharuskan penanganan segera pada ruang resusitasi.
Prinsip Manajemen Gawat Darurat

Ada beberapa hal yang terkait dengan prinsip pelayanan gawat dan darurat diantaranya yaitu :
  • Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
  • Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
  • Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
  • Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh. Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi korban dari kedinginan.
  • Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
  • Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan.
  • Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat.
  • Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis macam kegawatdaruratan yang telah disepakati pimpinan masing-masing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap SOP gawat darurat yang telah tersedia, maka perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit yang berlaku. Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara langsung.

Dalam kegawatdaruratan diperlukan 3 kesiapan, yakni :
  1. Siap mental, dalam arti bahwa ”emergency can not wait”. Setiap unsur yang terkait termasuk perawat harus menghayati bahwa aritmia dapat membawa kematian dalam 1 – 2 menit. Apnea atau penyumbatan jalan napas dapat mematikan dalam 3 menit.
  2. Siap pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan teoritis dan patofisiologi berbagai penyakit organ tubuh penting. Selain itu juga keterampilan manual untuk pertolongan pertama.
  3. Siap alat dan obat. Pertolongan pasien gawat darurat tidak dapat dipisahkan dari penyediaan/logistik peralatan dan obat-obatan darurat.
- See more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/09/manajemen-gawat-darurat.html#sthash.Qyzwtbui.dpuf

Senin, 12 Mei 2014

Penanganan Syok



Tanda Syok:
1. Nadi Cepat dan Lemah.
    Akibat adanya kekurangan pasokan darah dari jantung, maka respon pertama yang diberikan oleh sistem sirkulasi adalah meningkatkan kecepatan pemompaan oleh jantung. Tujuannya untuk mempertahankan perfusi jaringan sehingga otomatis frekuensi nadi akan bertambah cepat dan dalam keadaan syok nadi bisa berdenyut lebih dari 100 kali/menit. Penurunan jumlah darah yang sangat banyak ini juga akan mengakibatkan penurunan tekanan darah sehingga nadi korban menjadi lemah dan halus.
2. Nadi Cepat dan Dangkal.
    Ketika syok terjadi maka organ tubuh akan segera merespon dengan mengirimkan sinyal ke otak bahwa oksigen yang diperoleh oleh organ tubuh tersebut berkurang. Dan otak dengan segera merespon dan memerintahkan paru-paru untuk bekerja semakin cepat dalam memproduksi oksigen. Nah, semakin parahnya syok maka nafas korban akan semakin cepat, sulit, dangkal dan terkadang tidak teratur. Seperti halnya jantung (tanda no.1), ketika terjadi syok, maka kerja paru-paru akan semakin meningkat.

3. Kulit Pucat, Dingin dan Lembab.
    Tubuh kita memiliki sistem pertahanan sendiri, dalam keadaan darurat peredaran darah akan diarahkan menuju alat tubuh yang paling penting seperti jantung, otak dan lainnya. Hal ini akan menimbulkan dampak pada suhu dan warna kulit yaitu akan menjadi dingin dan pucat juga bisa membuat kulit lembab.

4. Wajah.
    Seperti halnya kulit, wajah juga akan menjadi pucat sebagai tanda kekurangan darah dan oksigen. Terjadi sianosis pada bibir, lidah dan cuping telinga.

5. Mata.
    Ketika syok, akan terjadi pelebaran pada manik mata dan pandangannya hampa.

6. Perubahan Keadaan Mental.
    Kurangnya pasokan oksigen ke otak sangat berpengaruh besar dengan fungsi dan kerja otak. Bila pasokan oksigen ini berkurang walau hanya sedikit, maka akan terjadi perubahan mental seperti gelisah, ingin berkelahi dan adakalanya ini merupakan gejala yang pertama kali terlihat.

Gejala Syok:
Jika tanda-tanda syok di atas terjadi pada seseorang, maka selanjutnya gejala yang timbul pada diri korban adalah:
  1. Mual, bisa juga disertai dengan muntah,
  2. Haus,
  3. Lemah,
  4. Pusing (Vertigo), 
  5. Tidak Nyaman dan takut, terkadang pada beberapa korban pengamatan inilah yang mungkin pertama kali ditemukan.

MANIFESTASI KLINIS  
  • Tergantung pada : penyakit primer penyebab renjatan, kecepatan dan jumlah cairan yang hilang, lama renjatan serta kerusakan jaringan yang terjadi, tipe dan stadium renjatan.
  • Manifestasi klinis tergantung pada penyebab syok (kecuali syok neurogenik) yang meliputi :
  1. Sistim pernafasan : nafas cepat dan dangkal
  2. Sistim sirkulasi : ekstremitas pucat, dingin, dan berkeringat dingin, na-
    di cepat dan lemah, tekanan darah turun bila kehilangan darah menca-
    pai 30%.
  3. Sistim saraf pusat : keadaan mental atau kesadaran penderita bervariasi
    tergantung derajat syok, dimulai dari gelisah, bingung sampai keadaan
    tidak sadar.
  4. Sistim pencernaan : mual, muntah
  5. Sistim ginjal : produksi urin menurun (Normalnya 1/2-1 cc/kgBB/jam)
  6. Sistim kulit/otot : turgor menurun, mata cowong, mukosa lidah kering.
    Individu dengan syok neurogenik akan memperlihatkan kecepatan denyut jantung yang normal atau melambat, tetapi akan hangat dan kering apabila kulitnya diraba. (www.medicastore.com)
  • Syok secara klinis didiagnosa dengan adanya gejala-gejala seperti berikut:
  1. Hipotensi: tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau TAR (tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg, atau menurun 30% lebih
  2. Oliguria: produksi urin kurang dari 20 ml/jam.
  3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta pengisian kapiler yang jelek. Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respons kompensasi. Pasien muda dapat dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang dengan vasokonstriksi dan takhikardia. Kehilangan volume yang cukp besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat.
Apabila syok telah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit. Adalah penting untuk mengenali tanda-tanda syok, yaitu:
  • Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
  • Takhikardia: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respons homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
  • Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak di bawah 70 mmHg.
  • Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam.
  • Pada penderita yang mengalami hipovolemia selama beberapa saat, dia akan menunjukkan adanya tanda-tanda dehidrasi seperti: (1) Turunnya turgor jaringan; (2) Mengentalnya sekresi oral dan trakhea, bibir dan lidah menjadi kering; serta (3) Bola mata cekung.
  • Akumulasi asam laktat pada penderita dengan tingkat cukup berat, disebabkan oleh metabolisme anaerob. Asidosis laktat tampak sebagai asidosis metabolik dengan celah ion yang tinggi. Selain berhubungan dengan syok, asidosis laktat juga berhubungan dengan kegagalan jantung (decompensatio cordis), hipoksia, hipotensi, uremia, ketoasidosis diabetika (hiperglikemi, asidosis metabolik, ketonuria), dan pada dehidrasi berat

Pengertian :
  1. Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, atau septik syok).(Bruner & Suddarth,2002).
  2. Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
  3. Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui tubuh. Ada kegagalan sistem peredaran darah untuk mempertahankan aliran darah yang memadai sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vital terhambat. Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga membatasi pembuangan llimbah dari tubuh.
Macam-macam Syok :
  1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
  2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
  3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
  4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)
  5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).

Patofisiologi Syok : 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuykOTmpzFzURWoYYYtfx4REdredXprm0Y_WJIh7qnYqqNG63_PG2-eM4qLNG9PO3BH-uA6HC2vPXaSZsTlxLtgkDeBviQoIZj2497yPG701N94vXibQATrqGwUpSfcZUCOjTXYRCvnmHj/s320/patofisiologi-syok.jpg


Penyebab :
  1. Perdarahan (syok hipovolemik)
  2. Dehidrasi (syok hipovolemik)
  3. Gagal jantung (syok kardiogenik)
  4. Trauma atau cedera berat
  5. Serangan jantung (syok kardiogenik)
  6. Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
  7. Infeksi (syok septik)
  8. Reaksi alergi (syok anafilaktik)
  9. Sindroma syok toksik.

Tanda-tanda syok :
  1. Gelisah, pucat, keringat berlebihan dan kulit lembab
  2. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
  3. Nyeri dada
  4. Kulit Lembab Dan Dingin
  5. Pembentukan Air Kemih Berkurang Atau Sama Sekali Tidak Terbentuk Air Kemih
  6. Pusing
  7. Pingsan
  8. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi), tapi Tidak semua hipotensi adalah syok
  9. Denyut nadi yang cepat,pernafasan dangkal , Lemah dan sampai tidak sadarkan diri

Penanganan Syok
  1. Secara umum yaitu sebagai penolong yang berada di tempat kejadian, hal yang pertama-tama dapat dilakukan apabila melihat ada korban dalam keadaan syok adalah :
  2. Melihat keadaan sekitar apakah berbahaya (danger) , baik untuk penolong maupun yang ditolong (contoh keadaan berbahaya : di tengah kobaran api)
  3. Buka jalan napas korban, dan pertahankan kepatenan jalan nafas (Airway)
  4. Periksa pernafasan korban (Breathing)
  5. Periksa nadi dan Cegah perdarahan yang berlanjut (Circulation)
  6. Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear
  7. Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat (misal dengan selimut)
  8. Lakukan penanganan cedera pasien secara khusus selama menunggu bantuan medis tiba.

Periksa kembali pernafasan, denyut jantung suhu tubuh korban (dari hipotermi) setiap 5 menit.



Pengobatan :
  1. Oksigenasi, jika diluar letakkan ditempat sejuk dan beri oksigen 5liter, Pastikan jalan nafas pasien dan nafas dan sirkulasi dipertahankan. Beri bantuan ventilator tambahan sesuai kebutuhan. Bebaskan jalan nafas,  oksigen 100%.
  2. Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk mempermudah kembalinya darah ke jantung.
  3. Setiap perdarahan segera dihentikan dan pernafasan penderita diperiksa.
  4. Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah terhirupnya muntahan.
  5. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
  6. Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis.
  7. Obat-obatan diberikan secara intravena.
  8. Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang biasanya tidak diberikan karena cenderung menurunkan tekanan darah.
  9. Cairan diberikan melalui infus, Mulai infus IV dengan cepat sampai CVP meningkat pada tingkat pada tingkat yang memuaskan diatas pengukuran dasar atau sampai terdapat perbaikan pada kondisi klinis pasien.Infus larutan Ringer Laktat digunakan pada awal penangana karena cairan ini mendekati komposisi elektrolit plasma, begitu juga dengan osmolalitasnya, sediakan waktu untuk pemeriksaan golongan darah dan pencocokkan silang, perbaiki sirkulasi, dan bertindak sebagai tambahan terapi komponen darah. Bila perlu, diberikan transfusi darah.
  10. Cairan intravena dan transfusi darah mungkin tidak mempu mengatasi syok jika perdarahan atau hilangnya cairan terus berlanjut atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung atau keadaan lainnya yang tidak berhubungan dengan volume darah.
  11. Untuk menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan obat yang mengkerutkan pembuluh darah.
  12. Pasang kateter urine tidak menetap: catat haluaran urine setiap 15-30 menit, volume urine menunjukkan keadekuatan perfusi ginjal.
Demikianlah pengetahuan mengenai syok ini, semoga bermanfaat bagi sobat sekalian. 

Minggu, 11 Mei 2014

HEATSTROKE / Kepanasan bikin pingsan



HEATSTROKE / Kepanasan bikin pingsan

Tubuh biasanya dapat mempertahankan suhunya dalam cuaca panas maupun dingin dengan cara berkeringat, bernafas, gemetar/menggigil dan menggeser aliran darah diantara kulit dan organ dalam. Tetapi suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kelainan panas.

Kedaruratan panas terdiri dari 3 keadaan (diurutkan berdasarkan beratnya):
# Heat cramps
# Heat exhaustion
# Heatstroke.
Jika tidak segera diatasi, heat cramps bisa menyebabkan heat exhaustion, yang selanjutnya bisa berkembang menjadi heatstroke.

Resiko terjadinya kelainan panas meningkat pada:
# Kelembaban yang tinggi (yang menyebabkan berkurangnya efek pendinginan oleh keringat)
# Pemakaian tenaga yang kuat dalam waktu lama (yang menyebabkan bertambahnya panas yang dihasilkan oleh otot).

Orang-orang yang sangat peka terhadap kelainan panas adalah:
- Usia lanjut
- Obesitas
- Alkoholik menahun
- Pemakai obat tertentu (misalnya antihistamin, anti-psikosa, alkohol, kokain).

PENYEBAB

 
Penyebabnya bisa berupa:
# Suhu atau kelembaban yang tinggi
# Dehidrasi (kehilangan cairan tubuh)
# Olah raga yang berat atau lama
# Pakaian yang bertumpuk-tumpuk
# Pemakaian alkohol
# Obat-obatan (misalnya diuretik, neuroleptik, fenotiazin dan antikolinergik)
# Penyakit jantung dan pembuluh darah
# Kelainan fungsi kelenjar keringat.

GEJALA

Heat Cramps

Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.

Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat.
Heat cramps sering terjadi pada pekerja manual, seperti pekerja di ruang mesin, pekerja pengolah baja dan pekerja pertambangan.

Heat cramps seringkali secara tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki; terasa sangat nyeri. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan.
Heat cramps bisa dicegah atau diobati dengan meminum minuman atau memakan makanan yang mengandung garam.

Heat Exhaustion

Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena/terpapar panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.

Suhu yang sangat panas bisa menyebabkan hilangnya banyak cairan melalui keringat, terutama selama melakukan kerja fisik atau olah raga berat. Bersamaan dengan cairan, garam (elektrolit) juga hilang sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan fungsi otak. Akibatnya terjadi heat exhaustion.

Gejala utama adalah kelelahan, kelemahan dan kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
Denyut jantung menjadi lambat dan lemah, kulit menjadi dingin, pucat dan lembab, penderita menjadi linglung.
Hilangnya cairan menyebabkan berkurangnya volume darah, menurunnya tekanan darah dan bisa menyebabkan penderita pingsan.

Heatstroke

Heatstroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya.

Jika terjadi dehidrasi dan dan penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk mendinginkan tubuhnya, maka suhu tubuh bisa meningkat sampai pada tingkat yang berbahaya, sehingga terjadi heatstroke.
Penyakit tertentu, misalnya skleroderma dan fibrosis kistik, menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengeluarkan keringat sehingga menyebabkan meningkatnya resiko heatstroke.

Heatstroke bisa terjadi begitu cepat dan tidak selalu didahului oleh tanda-tanda seperti sakit kepala, perasaan berputar (vertigo) maupun kelelahan.
Pembentukan keringat biasanya berkurang, tetapi tidak selalu. Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (normal 60-100 kali/menit).
Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
Suhu tubuh (sebaiknya diukur dengan termometer yang dimasukkan ke dalam rektum) meningkat sampai 40-41 derajat Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
Penderita bisa mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.

Jika tidak segera diobati, heatstroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41 derajat Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam (misalnya otak) bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.

DIAGNOSA
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

PENGOBATAN
Terapi ABCD Heatstroke

·         Airway: pastikan oksigenasi yg cukup, misal letakkan ditempat sejuk. Posisi kaki lebih tinggi (ganjal dgn bantal), kasih oksigen 5liter. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan terjatuh kebelakang rongga mulut. hal ini dapat menyebabkan gangguan pada airway. Lidah pada bayi lebih besar secara relatif sehingga lebih mudah menyumbat airway.
·         Breathing:  jika sadar, suruh minum, posisi ruangan harus sejuk supaya pernapasan tidak terhalang.
Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali seseorang bernapas dalam satu menit, secara umum;
o    Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/menit (dewasa), anak (20-30x/menit), bayi (30-40x/menit)
o    Dada sampai mengembang
Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:
o    Ada tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit
o    Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)
o    Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
o    Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan
o    Tidak ada gerakan dada
o    Tidak ada suara napas
o    Tidak dirasakan hembusan napas
o    Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
·         Circulasi:
Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia dilakukan oleh jantung. Jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan dan bilik kiri. Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Cek Tensi, nadi!!!
Pada keadaan henti jantung dimana jantung berhenti berdenyut dan berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, maka organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. Organ yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat kekurangan oksigen adalah otak. Hal ini disebabkan karena sel-sel otak mengkonsumsi energi yang berasal dari oksigen saja. Tanpa oksigen, proses hidup sel otak akan terganggu. Dalam waktu 4-6 menit tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai mengalami kerusakan. Setelah 8-10 menit sel otak akan rusak permanen.
·         DRUG pasang IVFD RL, D5 (cek GDS terlebih dahulu), beri minum oralit jika sadar. Jika tidak sadar rangsang dengan bau-bauan minyak kayu putih

Pengobatan yang utama adalah menggantikan cairan (rehidrasi dan garam yang hilang.
Cairan dan garam yang hilang melalui keringat bisa digantikan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang agak asin, misalnya jus tomat yang diberi garam atau kaldu daging yang dingin. Minuman yang diperjualbelikan juga ada yang mengandung ekstra garam (misalnya Gatorade),
Jika memang harus melakukan kegiatan di dalam lingkungan yang panas,sebaiknya minum banyak cairan dan dinginkan kulit dengan membasahinya dengan air dingin.

Jika korban sadar, berikan sedikit-sedikit minuman bergaram (dibuat dengan menambahkan 1 sendok teh garam ke dalam 0,9 L air). Berikan setengah cangkir setiap 15 menit. Jika tidak ada minuman bergaram, bisa diberikan air putih saja.
Kadang cairan diberikan melalui infus.

Akan lebih baik bila korban dipindahkan ke ruangan yang dingin dan dibaringkan mendatar atau dengan posisi kepala yang lebih rendah.
Basahi kulit korban dengan pakaian basah atau langsung dengan air dan gunakan kipas angin untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jangan gunakan obat gosok yang mengandung alkohol. Berikan kompres dingin pada leher, selangkangan dan ketiak korban.

Untuk kram otot, berikan minuman bergaram dan pijat-pijat otot yang terkena secara lembut dan perlahan sampai mengendur.

Setelah rehidrasi, korban seringkali segera pulih total. Jika setelah pengobatan tekanan darah tetap rendah dan denyut nadi tetap lambat selama lebih dari 1 jam, maka perlu dicurigai adanya kelainan yang lain.

Heatstroke merupakan suatu keadaan gawat darurat dan harus segera dilakuan tindakan penyelamatan.
Jika penderita tidak dapat segera dibawa ke rumah sakit, sebaiknya dibungkus dengan seprei atau pakaian dingin, rendam atau siram dengan air dingin atau dinginkan dengan es batu.
Di rumah sakit, suhu tubuh dipantau terus menerus untuk menghindari pendinginan yang berlebihan. Penderita mungkin perlu mendapatkan obat-obatan untuk mengatasi kejang.
Setelah mengalami heatstroke, dianjurkan untuk menjalani tirah baring selama beberapa hari. Suhu tubuh mungkin akan turun naik secara abnormal selama beberapa minggu.









PENCEGAHAN
# Hindari aktivitas berat di dalam lingkungan yang sangat panas atau di dalam ruangan yang sirkulasinya buruk
# Dalam cuaca panas, gunakanlah pakaian yang longgar dan ringan
# Jika memungkinkan, sering-seringlah beristirahat dan berlindung di tempat yang teduh
# Hindari tempat yang panas
# Minum air banyak-banyak
# Hindari panas yang berlebihan jika:
- sedang mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan terganggunya pengaturan suhu tubuh
- anda seorang yang obes
- anda berusia lanjut
# Berolah raga secara bertahap dan tingkatkan asupan air dan garam.

Powered By Blogger